SEKELOMPOK remaja putri asal kecamatan Turen yang beranggotakan 4 orang, melakukan perjalanan dadakan ke Rainbow Waterfall alias Coban Pelangi di Poncokusumo, daerah paling Timur Kabupaten Malang. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam, serta mengandalkan Google Maps sebagai petunjuk arahnya.
Sekitar pukul 1 siang, ‘geng’ remaja yang bernama ‘4 M’ itu akhirnya sampai destinasi yang berada di kaki gunung Bromo ini. Hanya dengan merogoh kocek Rp 8.000/orang, mereka langsung bisa masuk kawasan Coban Pelangi.
Bagitu masuk lokasi wisata ini, yang pertama kali mereka lakukan adalah memotret peta Wana Wisata Coban Pelangi. Setelah itu, mereka beranjak naik menyusuri jalan setapak menuju dataran lebih tinggi untuk melihat panorama air terjun dari kejauhan. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai spot yang disediakan untuk melihat pesona Coban Pelangi dari atas nan jauh di sana.
Kemudian, mereka pun buru-buru merogoh handphone dan selfie untuk membuat kenangan bersama. Setelah puas berselfie ria, mereka kembali turun untuk melihat nyatanya surga dunia dan merasakan sensasi air yang dingin.
Dalam perjalanan turun, sekelompok putri ‘4 M’ tersebut mampir untuk merasakan sedikit air dingin yang mengalir kecil saat di tengah perjalanan. Menahan rasa lapar dan dahaga karena sedang berpuasa, mereka tetap kokoh berdiri dan berjalan walau tak ada orang dewasa yang mendampinginya.
Karena perjalanan yang sangat jauh, mereka sedikit demi sedikit beristirahat di sebuah pondok yang memang sudah disiapkan dari pihak Perhutani sebagai pengelola wana wisata indah ini. Walau badan terasa panas kecapekan, mereka tetap betah menikmati surga dunia yang telah Tuhan sediakan untuk manusia di Bumi. Panorama alam dan berbagai tumbuhan yang tumbuh di dalamnya, sungguh sejuk, memanjakan mata keempat putri ini.
Sekitar 30 menit perjalanan, terdengarlah suara air terjun yang begitu keras. Namun, mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar sebelum melihat indahnya Coban Pelangi. Mereka juga menyetak kenangan bersama disuatu tempat yang bisa digunakan untuk camping. Uniknya di sana, ada sebuah batang pohon bengkok namun tak patah. Pokoknya unik sekali! Dan bagus untuk spot foto-foto.
Setelah puas, akhirnya mereka kembali melangkah dengan turunan dan tanjakan yang tajam. Dan.. terlihatlah nyata Coban Pelangi itu. Wow…beautiful. It’s amazing!!
Mereka pun duduk bergelempohan di sana dan mencuci kata mereka melihat indahnya Ciptaan Tuhan tersebut. Suara air terjun dan air gerimis yang berasal dari sana pun menambah sensasi keindahan dan sangat mereka nikmati.
Ditengah kesenangan, tak lupa lagi mereka berfoto bersama dengan menampakkan air terjun di belakang mereka. Ingin hati turun ke air terjun secara langsung, namun apa daya, ada papan peringatan larangan berada di sekitar lokasi air terjun.
Ahh….demi memuaskan diri, untuk terakhir kalinya, mereka turun dan bermain-main di sekitar bantaran sungai yang saat itu arusnya lumayan deras. Wah, sangat dingin sekali air tersebut. Bertelanjang kaki dan membasuh muka pun mereka lakukan.
Perjalanan yang jauh pun tak sia-sia. Sungguh terbayarkan rasa kesal mereka yang telah berjuang berjalan dan berpetualang tanpa ada pengawasan dari orang dewasa. Hari itu, rasa pertemanan mereka semakin erat dengan sekitar alam yang memeluk mereka di sana. Hemm…hangat terasa!
Penulis: Sevilla E Azzahra
Editor: Choirul Ameen
Photos by M4-Teen