Mengembangkan Wisata Surfing Pantai Bowele, Ini Kisah Mukhlis

Inspirasicendekia.com, MALANG – Kawasan pesisir pantai memang selalu menarik wisatawan karena keindahan dan pesonanya. Namun, karena lokasinya yang biasanya jauh di wilayah pinggiran, maka keberadaan masyakat lokal menjadi sangat penting untuk mengeksplorasinya.

Ini seperti terjadi di sejumlah pantai di Malang Selatan, khususnya di pantai Bowele Lenggoksono yang berada di wilayah kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Dulunya, pantai ini hanya dikenal nelayan setempat dengan ombaknya yang cukup besar namun konsisten di pinggiran pantainya.

Mukhlis Bowele (paling kanan), saat menerima penghargaan Radar Malang Award kategori Figur Inspiratif bidang Tourism, belum lama ini.

Adalah Mukhlis, warga dekat pantai Lenggoksono yang dikenal pertama kali menemukan keindahan kawasan pantai Bowele dan Lenggoksono. Pria yang juga guru SDN ini mampu membuka dan mengenalkan eksotisme dua pantai kepada publik. Terutama, akses bagi penikmat olahraha surfing (selancar) karena meyakini ombak dipantai ini aman dan pas untuk permainan papan luncur di atas air ini.

“Saya yang merintis pantai Lenggoksono ini sebagai destinasi wisata sejak tahun 2012, mas. Sedangkan yang pertama menemukan bahwa pantai Lenggoksono dan Bowele bisa digunakan surfing adalah mas Yudik Setyawan, pemuda asal Turen yang lama domisili di Bali,” terang Mukhlis, yang menjadi Ketau Pokdarwis Bowele.

Dikatakan Mukhlis (39), dari seorang Yudik ini lah dia pertama kali mengenal surfing. Pemuda ini yang banyak mengajarinya sehingga kini ia pun bisa menularkan teknik berselancar kepada yang lain.

“Yang ngajari saya mas Yudik Setyawan. Saya dilatih seharian terus belajar sendiri karena kebetulan rumah dekat pantai,” ungkapnya.

Di pantai Bowele, destinasi utama yang menarik wisatawan adalah Banyuanjlok atau air terjun tepi pantai. Selain Bowele, lanjutnya, sebetulnya masih banyak pantai lain di Malang yang ombaknya bisa digunakan, diantaranya Pantai Sendiki, Ngantep dan Modangan. Namun, untuk beberapa pantai lain ini masih belum ada surfer lokalnya.

Dengan kemampuannya berselancar,
Mukhlis yang sehari-hari menjadi guru dan mengajar di SDN Purwodadi 03 Lenggoksono, memiliki penghasilan tambahan sebagai intruktur juga guide surfer.

Sejak tahun 2012 ini lah, katanya,
Pokdarwis Bowele mulai mengembangkan surfing. Pengelolaan wisata pantai Bowele kini dilakukan bersama antara Pokdarwis Bowele dengan pihak Perhutani. Menurut Mukhlis, berdasarkan data resmi sesuai hasil penjualan tiket tercatat kunjungan wisatawan pantai selama 2016 mencapai 60 ribu pengunjung. Dari jumlah ini, sekitar 1,5 persennya merupakan wisatawan mancanegara. [min]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *