Menjadi Startup, Milenial juga Bisa Mencoba

Jiwa berwirausaha (enterpreneur) kini tak melulu menjadi dunia orang dewasa. Kalangan pelajar pun kini sudah banyak dikenalkan pada wawasan dan pengalaman kewirausahaan. Tujuannya, agar milenial juga punya skill dasar tentang entrepreneurship sejak dini.

Karuan saja, dengan berbagai softskill entrepreneurship ini memungkinkan milenial punya jiwa dan bekal menjadi startup nantinya. Terlebih, milenial juga punya kemampuan lebih untuk bisa lebih kreatif dengan pemanfaatan dunia digital.

Faktanya, usia milenial didapati masih mengalami penyakit umum, mudah labil dan cepat putus asa karena kegagalan. Ini kerap mengemuka dalam banyak forum yang membahas tentang tantangan startup dan prospek industri kreatif yang dilakoni anak-anak muda.

Lalu, apa saja kemampuan yang dibutuhkan  untuk bisa memulai startup milenial ala pelajar? Simak rekomendasi berikut!

Direktur SIBS Training Malang, Bara Susanto, menyebutkan ada beberapa hal yang penting untuk diterapkan dalam menjalankan startup. Yakni, skills offline yang sangat penting dikuasi seorang pelaku startup. Diantaranya, personal branding, public speaking, presentasi (display), dan negosiasi bisnis.

Beberapa skills di atas merupakan hal yang tidak bisa dilewatkan dalam startup, baik yang berkaitan penjualan dan pemasaran produk/jasa. Berbagai skill offline bisnis seperti ini, lalu perlu ditunjang dengan kemampuan digitalisasi. Penting juga, foto/videografi dan disain grafis. 

“Tetapi, modal utama startup enterpreneur adalah motivasi untuk bisa mandiri. Dan ini juga penting dimunculkan bahkan dalam situasi lingkungan keluarga,” tandas Bara.

Advisor East Java Super Corridor (EJSC) Bakorwil III Malang, Andhi Prasetyo, kemampuan (skills) personal yang paling utama dalam menjalankan sebuah startup.

Kemampuan ini mencakup komunikasi, manajemen dan kreativitas.

“Yang tak kalah penting pula, keberanian dan konsistensi (keuletan) berusaha,” kata pria yang akrab disapa Bandi ini, Minggu (17/10) sore.

Seorang pelaku startup, lanjutnya, harus memiliki pemikiran yang terbuka. Yakni, menjadikan masalah yang ada terkait kebutuhan konsumen, sebagai peluang usaha dan pasar.

Situasi pandemi Covid-19 kini misalnya, menurutnya bisa disikapi dengan membuat startup yang lebih memanfaatkan marketplace atau online shopping. (*) 

Sebarkan berita:

About Choirul Amin

Founder PT. Cendekia Creatindo

View all posts by Choirul Amin →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *