inspirasicendekia.com, MALANG – Proses penelusuran pelaku tindak kekerasan pada anak di Kota Malang langsung dilakukan oleh jajaran Polres Malang Kota. Seperti diketahui, baru-baru ini netizen dihebohkan dengan beredarnya video penganiayaan oleh seorang ibu yang mendorong anaknya hingga jatuh ke trotoar.
Pada Kamis (28/03) malam, ibu berinisial KW mengklarifikasi dan meminta maaf atas insiden penganiayaan tersebut. Ia didampingi perwakilan sekolah dan Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang Kota, Ipnu Tri Nawangsari.
Dalam video yang direkam oleh Unit PPA tersebut, KW mengakui kekhilafannya dan meminta maaf atas perbuatannya. Dia juga menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi tindakan kekerasan pada anaknya.
“Selaku orang tua yang berkaitan dengan viralnya video yang beredar di sosial media terkait dugaan kekerasan terhadap anak, secara pribadi saya sampaikan permohonan maaf atas viral video tersebut,” ujar KW. Dalam pernyataan yang dia baca, KW menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (26/03) sekitar pukul 15.30 WIB di Jalan Bandung, Kota Malang.
Menurutnya, terjadi perselisihan antara dia dan putrinya. “Secara spontan, reflek dan di luar kendali, saya memperlakukan putri saya dengan cara yang kurang elegan dan pantas dilihat, tanpa ada niatan sedikitpun menyakiti putri saya tercinta,” sebutnya.
“Saya akui saya emosi dan khilaf pada saat itu. Dan oleh karenanya, saya dari lubuk yang paling dalam saya menyesal dan memohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini,” tuturnya.
Dia menyebut bahwa setelah kejadian tersebut hingga saat ini, tidak ada masalah yang terjadi di keluarga. “Saya dan putri saya baik-baik saja dan sudah tidak ada permasalahan lagi,” sambungnya.
Melansir MalangTimes, Komang Yogi, Kasat Reskrim Polres Malang Kota AKP, menegaskan bahwa kasus kekerasan pada anak tersebut tidak berlanjut alias ditutup.
“Saya rasa penyelidikan cukup. Ibaratnya sudah tidak perlu diperkarakan. Tapi dalam hal ini, kami juga menekankan selain asas manfaat, juga memberikan edukasi kepada semua masyarakat. Khususnya para ibu, bahwa jangan sampai kejadian terulang supaya lebih soft lagi (dalam mendidik anak),” pungkasnya. (*)