Inspirasicendekia.com, MALANG .KAB – Tanggung jawab lebih besar bakal dipikul para guru mulai tahun pelajaran mendatang. Kurikulum 2013 (K-13) yang berlaku tahun ini, mengharuskan mereka bisa melaksanakan banyak hal dalam pembelajaran. Apa saja?
Dalam Kurikulum 2013 yang harus diterapkan, berisi penerapan K-13 revisi yang mengintegrasikan Pendidikan Karakter (PPK) dalam pembelajaran dan penguatan literasi pada semua pelajaran. Selain itu, K-13 mencakup empat tagihan capaian keterampilan pembelajaran. Yakni, keterampilan 4 K; kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi.
Agar para guru siap, pemerintah melalui LPMP melaksanakan workshop penguatan Kurikulum 2013 yang harus diikuti para guru mapel atau bidang studi. Workshop K-13 ini dilangsungkan selama 5-10 Juni untuk guru mapel SMP atau guru kelas SD yang berbeda-beda.
“K-13 juga sebenarnya KTSP. Penerapan K-13 harus terintegrasi dalam pembelajaran dan muncul dalam RPP, kemudian terimplementasi dalam pembalajaran,” terang Wardoyo, Instruktur K-13 Kabupaten Malang di sela workshop K-13 mapel Bahasa Indonesia, di SMPN 2 Pakis, Senin (5/6).
Ditambahkan, dalam penilaian K-13 mencakup tigas aspek penilaian, asesmen dalam pembelajaran. Siswa tetap dilibatkan dalam penilaian, baik penilaian diri sendiri maupun sebaya. Teknisnya, lanjut Wardoyo, instrumen penilaian disiapkan guru: berupa sosiometro – penilaian sikap dan kegiatan kelas, dalam kelompok.
Menurutnya, kapasitas penilaian proses lebih besar. Yakni, mengarahkan peserta didik pada kemampuan membuat pertanyaan tingkat tinggi/kritis (HOT). Sementara, dalam aspek pengetahuan ada tambahan pengetahuan metakognitif, selain pengetahuan keterampilan dan sikap. Kemampuan ini adalah keterampilan berpikir dan keterampilan bertindak (menerapkan apa yang dipelajari).
“K-13 dengan integrasi penguatan karakter dan literasi semuanya terintegrasi, sehingga semua unsur dan pihak punya tanggung jawab. Mestinya jangan dianggap sebagai beban bagi setiap guru,” tandas ketua MGMP Bahasa Indonesia SMPN ini.
Workshop Implementasi K-13 ini sendiri diikuti seluruh sekolah di Kabupaten Malang yang belum menerapkan K-13. Hari pertama workshop K-13, peserta diminta melakukan pre-tes, dan diberikan pleno penyajian materi umum. [min]