Www.inspirasicendekia.com, MALANG – Dua guru SMPN Kabupaten Malang ditetapkan lolos seleksi Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel) Kemdikbud. Keduanya berkesempatan menunjukkan praktik terbaiknya saat workshop Inobel pada akhir Juli 2019 mendatang.
Mereka adalah Hidayah Susatri SPd, guru SMPN 1 Turen, dan Eko Sulistyawan MPd, guru SMPN 4 Satu Atap Singosari. Keduanya ditunjuk Direktorat Pendidikan Dasar Kemdikbud lolos seleksi dan menjadi peserta workshop Inovasi Pembelajaran bersama 120 peserta guru SMP lain se Indonesia.
Hidayah Susastri misalnya, menjadi peserta Inovasi Pembelajaran setelah mengikuti seleksi portofolio dan naskah karya ilmiah tentang media pembelajaran pada perlombaan ini.
“Dalam karya media pembelajaran yang saya rancang, adalah untuk membantu menjelaskan materi tentang hubungan sudut pada garis sejajar. Media ini didisain manipulatif dan virtual,” terangnya, Rabu (17/7/2019).
Bagi guru mapel Matematika ini, pengalaman workshop dan lomba best practice guru berprestasi seperti ini bukan kali pertama. Belum lama ini, Hidayah Susastri mendapatkan penghargaan khusus setelah mengikuti program ITF yang difasilitasi Ruangguru.
Hidayah juga pernah menjadi peserta Seameo Qitep in Mathematics selama 26 April-9 Mei 2017 lalu. Diklat yang diikutinya ini bernama Teacher-Made Teaching Aids (TMTA) dengan peserta sejumlah 30 guru matematika jenjang SMP se Asia Tenggara (Asean). Beberapa kali, guru ini menunjukkan kompetensinya sebagai guru prestasi (2014), dan dilanjutkan nominasi OGN (Olimpiade Guru Nasional) tahun 2016 silam.
Lain halnya, Eko Sulistyawan merancang media pembelajaran lebih sederhana untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan rancang bangun miniatur jembatan.
“Kali ini saya buat karya media berupa pemanfaatan game android dalam pembelajaran STEM untuk rancang bangun jembatan. Media pembelajaran ini kontekstual atau sesuai dengan masalah yang ditemui siswa di lingkungan rumahnya,” kata Eko, Jumat (18/7/2019)
Menariknya, media ini juga didukung aplikasi digital berupa game berbasis android yaitu bridge architect, dan ini bisa diunduh di playstore. Ia sengaja memanfaatkan game yang sudah ada ini untuk penguatan materi konsep konstruksi jembatan (mapel prakarya kelas 7).
“Dalam pembelajaran saya gunakan sistem kelompok. Satu kelompok (4-5 siswa) memegang 1 perangkat android. Saya juga menggunakan sistem mirroring sehingga aplikasinya bisa ditayangkan di laptop dan lcd proyektor di kelas,” beber guru IPA ini.
Menurut Eko, media berbasis digital yang dirancang ini adalah yang keempat. Sebelumnya, media yang dibuat lebih fokus ke media pembelajaran sederhana. Diantaranya, pembuatan kit uji kandungan pengawet dalam makanan (2016), alat uji kesuburan tanah (2017), dan media destilator sampah plastik menjadi BBM sintetis (2018). [amn]