Seorang remaja dengan balutan kostum berasesoriskan dedaunan tampak berdiri menaiki kursi dan membelakangi penonton. Sejenak kemudian, enam remaja lainnya datang mendekat dari kanan dan kiri panggung acara.
Dengan iringan musik, remaja yang merupakan siswa-siswi kelas 7-8 SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kabupaten Malang, ini pun menampilkan tarian kreasi. Mereka membawakan drama treatikal dengan tema lingkungan saat acara perpisahan dan pelepasan siswa kelas 9 yang dilangsungkan di atas panggung di lapangan olahraga sekolah setempat, Sabtu 28 Mei 2016. Penampil drama sendiri adalah anggota Ekskul Teater Pohon SMPN 1 yang belum setahun dibentuk.
Drama ini berlatar belakang cerita dalam taman yang di dalamnya ada kelompok tanaman bunga dan pohon. Tokoh utamanya Si beringin yang sombong, yang menganggap dirinya tidak akan bisa dhancurkan. Singkat cerita, ia akhirnya terkena dampak pembersihan dan dipotong untuk pembngunan sebuah hotel.
Dilahing Pawestri, guru pembina teater, mengungkapkan pesan moral cerita drama adalah bahwa, pembangunan apapun tetap harus memperhatikan lingkungan, karena manusia tidak akan terlepas dari alam. Pemilihan sosok Beringin juga untuk menggambarkan keyakinan masyarakat primitif, yang menganggap pohon tersebut adalah keramat leluhur.
“Walau lebih tua dan besar, selayaknya kita tetap tidak boleh sombong,” kata pembina yang masih berstatus mahasiswa UM jurusan Sastra Mandarin ini.
Acara pelepasan siswa kelas 9 di SMP Negeri 1 Gondanglegi ini pun menjadi kebanggaan tersendiri. Di hadapan para walimurid, sejumlah siswa tampil menunjukkan bakat dan kreasinya dengan berbagai pernik dan asesoris masing-masing. Selain teater, juga diperagakan aksi-aksi lain, seperti bela diri taekwondo, ketangkasan kepramukaan, tarian tradisional, menyanyi dan campursari.
Tak kalah membanggakan, tarian dan penampilan seni tradisional lainnya juga diiringi musik gamelan dan karawitan yang dibawakan sendiri sejumlah siswa-siswi SMPN 1 Gondanglegi binaan guru Bahasa Daerah Drs Davit Harjono.
Pewarta: Choirul Ameen