inspirasicendekia.com, MALANG – ‘Hiduplah Indonesia Raya…!’ Lagu Indonesia Raya ini menandai pembukaan purnawiyata siswa kelas 9 MTsN Malang 6 di Kepanjen, Sabtu (16/5/2020) pagi. Lagu Kebangsaan ini hanya dilantunkan bersama-sama siswa dari jarak yang sangat berjauhan.
Acara pelepasan siswa-siswi MTsN Malang 6 ini memang digelar tak biasa, tidak dalam aula gedung mewah. Purnawiyata daring MTsN ini digelar, karena memang tengah dihadapi pandemi corona yang mengharuskan jarak aman dan pembatasan kerumunan.
Dilangsungkan jarak jauh, sejumlah pelajar kelas 9 MTsN Malang 6 memang hanya bisa mengikutinya dari rumah masing-masing. Purnawiyata Daring MTsN Malang 6 ini tetap diikuti para siswa dengan hikmat dari rumah, memanfaatkan platform aplikasi video Zoom.
Sambutan pelepasan disampaikan langsung Kepala MTsN 6, Dr Sutirjo MPd, yang sekaligus menyerahkan kembali siswa-siswi yang lulus kepada orang tuanya. Dilanjutkan, prosesi simbolik yang menandai kelulusan siswa, namun cukup diwakili dua boneka manekin yang ditarik berjalan menyamping. Semua prosesi purnawiyata daring ini dilakukan dengan tetap menerapkan protokol pencegahan covid-19, dengan jaga jarak aman dan kesehatan.
Usai simbolik ini, semua perhatian tertuju pada screen besar yang menampilkan video siswa yang mengikuti pelepasan dari rumah. Meski tidak berada langsung di lokasi acara, rasa bangga bercampur haru pecah usai mereka dinyatakan lulus dan dilepas. Tampak di layar, sejumlah siswa didampingi orang tuanya, saling memeluk dan menangis meluapkan rasa yang dialami.
Salah satu siswi kelas 9, Maya Dwi Masrina, mengaku cukup bersedih karena hanya bisa mengikuti prosesi purnawiyata dari rumahnya.
“Ya sedih pastinya. Kita gak bisa ketemu langsung, saling mengucap salam perpisahan sesama teman, juga tidak bisa meminta maaf pada guru. Tapi, dengan mengikuti acara dari Zoom ini, cukup bisa mengobati,” kata Maya Dwi.
Nurul Khasanah, guru Matematika MTsN 6, juga tak bisa menyembunyikan keharuannya. Ada rasa berat yang dialaminya, berpisah dengan anak didik setelah sekian tahun. Ia pun sempat menangis haru menyaksikan luapan emosi para siswa yang hanya bisa mengikuti purnawiyata dari layar komputer jinjing di rumahnya.
Kepala MTsN Malang 6, Dr Sutirjo menegaskan, kegiatan purnawiyata ini adalah upaya sekaligus pembelajaran, meski dilakukan dari jarak berjauhan.
“Ini wujud kita tetap berikhtiar dalam masa pandemi seperti saat ini. Serumit dan seberat apapun rintangan, tetap harus ikhtiar walau dengan purnawiyata daring sederhana semacam ini,” kata Sutirjo, usai memimpin pelepasan, Sabtu (16/5).
Terlebih, lanjutnya, momentum kondisi pandemi seperti saat ini belum tentu akan dialami lagi, puluhan hingga ratusan tahun mendatang. Sehingga, akan menjadikan pengalaman sangat bermakna bagi siswa. Purnawiyata daring ini, memberi pengalaman bermakna dan pengayaan belajar pada anak-anak, dengan harapan mereka juga tetap terkesan dan akan selalu mengingatnya kelak.
“Anak-anak juga harus mengerti, bahwa momen pandemi corona saat ini lah yang tepat untuk berterima kasih, terhadap perjuangan orang tua terhadap pendidikannya. Tema Matur Nuwun Gusti adalah cetusan syukur mendalam, karena masih bisa selesai belajar meski dalam masa seperti ini,” imbuhnya.
Pihak MTsN Malang 6 juga tetap menunjukkan aksi peduli bagi terdampak covid-19 bersamaan dengan Ramadan tahun ini. Yakni, dengan membagikan puluhan paket sembako dan santunan kepada dluafa dan yatim piatu di sekitar madrasah. Uniknya, aksi peduli covid-19 melibatkan sejumlah pengemudi ojol untuk mengntarkannya.
Kebetulan, Maya Dwi termasuk salah satu yang dikunjungi tim Peduli Covid-19 MTsN Malang 6 dan mendapatkan santunan. Keluarga siswi di dusun Wonoayu Desa Sukoraharjo Kepanjen ini termasuk terdampak pandemi, dan ayahnya kini jarang bekerja. Maya Dwi sendiri termasuk pelajar berprestasi dan berkarakter tangguh, yang tergabung dalam kelas unggulan Olimpiade MTsN 6 Malang ini. [min]