www.inspirasicendekia.com, MALANG – Mahasiswa kampus di Malang cukup bersaing dengan PTN ternama. Di ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Nasional 2019, dua mahasiswa tercatat sebagai juara dan mendapatkan penghargaan bergengsi.
Kompetisi Pilmapres ini dilangsungkan di Hotel Swiss Belin Bogor, selama 23-26 Juli 2019 lalu. Ajang ini diikuti duta mahasiswa terbaik diploma dan sarjana dari PTN/PTS se Indonesia.
Hasilnya, mahasiswa berprestasi dari Universitas Indonesia (UI) ditetapkan terbaik kategori program sarjana, disusul mahasiswa dari IPB sebagai juara 2, dan dari ITS sebagai juara 3.
Sementara, untuk program Diploma, mahasiswa berprestasi nasional terbaik diraih Institut Pertanian Bogor (IPB), disusul mahasiswa dari PENS Surabaya ( juara 2), dan dari Universita Brawijaya (UB) sebagai juara 3.
Di ajang kompetisi nasional yang digelar Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi ini, juga dipilih pemenang kategori the most Inspiring Student Diploma, diraih mahasiswa IPB, dan most Inspiring Student Sarjana oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM).
Peraih penghargaan the most inspiring student program sarjana ini adalah Laksamana Fadian Zuhad Ramadhan, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas MIPA UM.
Bagaimana prosesnya sehingga penghargaan ini bisa diraih? Menurut Laksamana, kategori ini ditentukan oleh rapat dewan juri yang tidak diketahui langsung kriterianya. Nyatanya, juara kategori yang baru digagas tahun ini menurutnya ditentukan dengan mengobservasi perilaku finalis di sosial media, keseharian hingga saat tes wawancara.
Dikatakan Laksamana, banyak yang sudah dilakukannya selama menjalani aktivitas mahasiswa. Mulai kegigihan dalam kegiatan ilmiah, aktivitas sosial, hingga pekerjaan sambilan.
“Video profil saya yang berjudul “Every single second matters (setiap detik adalah berharga” menjadi gambaran semua itu. Mungkin itu menjadi pertimbangan tersendiri untuk penghargaan tersebut,” ungkap mahasiswa semester 7 ini, Sabtu (27/7/2019).
Serangkaian proses seleksi mulai pilmapres tingkat universitas hingga nasional harus diikutinya. Diantaranya pengumpulan dan presentasi karya tulis ilmiah, tes pidato berbahasa Inggris, dan tes psikologi berupa Leader Group Discussion (LGD).
Hanya saja, lanjutnya, di ajang pilmapres nasional lebih kompleks. Ia dihadapkan tes wawasan kenegaraan yang berisi skenario peran yang berat. Seperti, apabila kita menjadi pemegang palu hakim dalam mengadili sesuatu.
LGD saat pilmapres nasional juga lebih kompleks karena menyangkut isu kemanusiaan. Seperti, apa yang harus dilakukan apabila kita melihat 3 anak yang tenggelam ke dalam laut, anak mana yang harus diselamatkan lebih dahulu sesuai skenario yang dipaparkan. [min]
www.inspirasicendekia.com, MALANG – Mahasiswa kampus di Malang cukup bersaing dengan PTN ternama. Di ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Nasional 2019, dua mahasiswa tercatat sebagai juara dan mendapatkan penghargaan bergengsi.
Kompetisi Pilmapres ini dilangsungkan di Hotel Swiss Belin Bogor, selama 23-26 Juli 2019 lalu. Ajang ini diikuti duta mahasiswa terbaik diploma dan sarjana dari PTN/PTS se Indonesia.
Hasilnya, mahasiswa berprestasi dari Universitas Indonesia (UI) ditetapkan terbaik kategori program sarjana, disusul mahasiswa dari IPB sebagai juara 2, dan dari ITS sebagai juara 3.
Sementara, untuk program Diploma, mahasiswa berprestasi nasional terbaik diraih Institut Pertanian Bogor (IPB), disusul mahasiswa dari PENS Surabaya ( juara 2), dan dari Universita Brawijaya (UB) sebagai juara 3.
Di ajang kompetisi nasional yang digelar Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi ini, juga dipilih pemenang kategori the most Inspiring Student Diploma, diraih mahasiswa IPB, dan most Inspiring Student Sarjana oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM).
Peraih penghargaan the most inspiring student program sarjana ini adalah Laksamana Fadian Zuhad Ramadhan, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas MIPA UM.
Bagaimana prosesnya sehingga penghargaan ini bisa diraih? Menurut Laksamana, kategori ini ditentukan oleh rapat dewan juri yang tidak diketahui langsung kriterianya. Nyatanya, juara kategori yang baru digagas tahun ini menurutnya ditentukan dengan mengobservasi perilaku finalis di sosial media, keseharian hingga saat tes wawancara.
Dikatakan Laksamana, banyak yang sudah dilakukannya selama menjalani aktivitas mahasiswa. Mulai kegigihan dalam kegiatan ilmiah, aktivitas sosial, hingga pekerjaan sambilan.
“Video profil saya yang berjudul “Every single second matters (setiap detik adalah berharga” menjadi gambaran semua itu. Mungkin itu menjadi pertimbangan tersendiri untuk penghargaan tersebut,” ungkap mahasiswa semester 7 ini, Sabtu (27/7/2019).
Serangkaian proses seleksi mulai pilmapres tingkat universitas hingga nasional harus diikutinya. Diantaranya pengumpulan dan presentasi karya tulis ilmiah, tes pidato berbahasa Inggris, dan tes psikologi berupa Leader Group Discussion (LGD).
Hanya saja, lanjutnya, di ajang pilmapres nasional lebih kompleks. Ia dihadapkan tes wawasan kenegaraan yang berisi skenario peran yang berat. Seperti, apabila kita menjadi pemegang palu hakim dalam mengadili sesuatu.
LGD saat pilmapres nasional juga lebih kompleks karena menyangkut isu kemanusiaan. Seperti, apa yang harus dilakukan apabila kita melihat 3 anak yang tenggelam ke dalam laut, anak mana yang harus diselamatkan lebih dahulu sesuai skenario yang dipaparkan. [min]