Inspirasicendekia.com, MALANG – Potensi wilayah menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk menerapkan keilmuan dan kreativitasnya. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), kreativitas dan keterampilan yang dimiliki bisa diwujudkan menjadi produk dan kegiatan berbasis potensi lokal ini.
Ini seperti yang dilakukan sejumlah kelompok KKN Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pengembangan potensi lokal dikemas dalam kegiatan festival pasar apung dan pembuatan obat alami antipenyakit yang disebabkan yamuk.
Kelompok KKN 120 UMM misalnya, memanfaatkan potensi lokal di Desa Senggreng, Sumberpucung Kabupaten Malang, yang memiliki wisata alam Danau Kromoleo. Rencananya, pengembangan potensi wisata ini didorong melalui ‘Festival Pasar Apung Senggreng’ bercirikan tradisional yang akan digelar pada 4 Agustus 2019 mendatang.
Muhammad Luthfi Kurniawan, koordinator desa KKN 120 UMM menjelaskan, kegiatan ini nantinya bisa menjadi etalase bagi potensi-potensi yang ada di Desa Senggreng. Menurut Luthfi, Desa Senggreng memiliki potensi wisata di bidang budaya, dan alam khususnya dalam bidang perairan. Dan semua kekayaan yang ada di Senggreng akan ditampilkan dalam satu kegiatan festival ini tersebut.
Dikatakan, gelaran ini bakal diiringi alunan instrumen musik gamelan sebagai penguat nuansa Jawa. Selain itu, terdapat banyak lapak dagang di atas perahu. Mulai dari olahan kuliner khas makanan, minuman tradisional, hasil perikanan, kerajinan, dan kekayaan alam Senggreng lain. Harapannya agenda ini dapat berkelanjutan dan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Lain halnya, mahasiswa KKN Kelompok 10 UMM di Desa Jambesari, Poncokusumo, Kabupaten Malang. Kelompok ini membuat obat spray antinyamuk alami dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan.
“Spray antinyamuk dengan bahan alami ini sebagai solusi bagi masyarakat, agar tidak selalu bergantung pada lotion dan spray pembasmi nyamuk pabrikan, yang banyak mengandung bmzat kimia yang cukup berbahaya bagi kesehatan,” terang Dinda Muji Nurhandini, anggota Divisi Kesehatan KKN 10 UMM.
Menurutnya, spray dengan bahan alami ini, dintaranya juga mengurangi resiko menyebabkan gangguan pernapasan dan aman bagi warga yang alergi dan sensitif terhadap lotion antinyamuk. Sementara, fogging dan program 3M plus belum cukup efektif untuk mengurangi penyebaran penyakit akibat nyamuk ini.
Spray alami ini memanfaatkan potensi pembudidayaan buah jeruk di Desa Jambesari yang belum mampu termanfaatkan dengan baik. Bahannya sendiri terdiri dari serai, kulit jeruk dan cengkeh. Sereh terbukti dapat mengusir nyamuk. Sementara aroma kulit jeruk tidak disukai oleh nyamuk karena terdapat senyawa limonede di dalamnya. Juga bunga cengkeh yang terbukti mempunyai senyawa bioaktif terhadap adanya serangga. [rul]