Inspirasicendekia.com, MALANG – Malang menyimpan sejumlah penulis fiksi pemula yang berbakat. Meski berstatus pelajar, mereka sudah banyak bergelut dan merasakan proses kreatif bagaimana menulis fiksi seperti novel, kumpulan cerpen atau puisi.
Nurul Fadillah, siswi SMAN 1 Kepanjen, salah satunya. Kini, penulis pelajar ini tengah merampungkan novel ketiganya. Seperti apakah dia berkarya, berikut kisahnya.
Hai, kenalkan namaku Nurul Fadillah. Biasa dipanggil Dila walau itu sebutan sejak SD bukan sejak lahir. Aku lahir di Jember. Jadi, Malang bukan kota kelahiranku.
Di tahun 2001 aku lahir, dan sejak kecil aku suka menulis, menggambar, dan memfoto. Bukan memfoto orang, tapi memfoto pemandangan. Aku suka menulis dari kecil, tapi sewaktu SD tidak pernah dikembangkan. Karena aku sekolah SD di Sidoarjo, dan baru SMP pindah di Malang. Dan sekarang duduk di bangku SMAN 1 Kepanjen.
“Baru waktu SMP, aku punya fikiran buat nulis cerita, yang sebenarnya ‘agak’ true story tapi diplesetin sedikit. Dan cerita berjumlah 92 halaman itu terendap sampai aku SMA,” demikian Nurul Fadillah.
Saat SMA, baru aku bisa punya peluang dimana aku ingin jadi penulis muda. Dari bimbingan dan nasihat semua orang di sekitarku, aku mulai belajar menulis sedikit demi sedikit. Banyak teman–temanku yang bilang, “aku males nulis, soalnya sampai tengah–tengah macet.”
Tapi seketika aku berfikir, dibagian mana yang macet? Dari situ aku mulai belajar agar aku tidak seperti mereka.
Caranya, coba baca referensi lain atau tonton film yang asing. Yang alurnya umum aja tidak apa–apa. Setelah itu, coba berfikir padukan alur di film itu dengan alur kehidupanmu sendiri yang menurut kalian ‘aneh’.
Bisa juga kalau ditambahkan dengan mendengarkan lagu sesuai genre yang ingin kamu tulis, misal happy, melodrama, atau romance. Lalu, coba hayati lagu itu sambil membayangkan alur lainnya.
Aku sebagai penulis yakin, “ada banyak hal yang menurut kita itu gila dan aneh di dunia ini.” Dan itu pun jarang terjadi sama orang lain. Maka dari itu, terkadang aku memadukan alur ‘umum’ dengan alur kehidupanku sendiri sehingga menurutku itu unik. Sesuatu yang aku miliki sendiri.
Nah, terkadang alur kehidupanku sendirilah yang menjadi motivasiku untuk menulis. Ada juga motivasi terkadang dari teman–teman yang aku buat cerita.
Tujuanku menulis, bukan untuk menjadi penulis berkelas. Cukup, dengan aku mencurahkan bagaimana anehnya dunia ini ke dalam sebuah cerita atau novel, aku sudah merasa puas. Cukup, kalau temanku ada yang mau membaca, aku sudah puas.
Jadi, intinya aku merasa kalau dengan aku menulis bisa memberi motivasi untuk orang lain agar mereka tahu, bahwa ada banyak hal yang ‘aneh’ dan ‘gila’ di dunia ini. Agar kita tetap semangat menjalani hidup ini.
Nurul Fadillah kini masih duduk di bangku kelas XI. Ia tinggal di Kota Malang, meski kelahiran asli Jember, 19 Agustus 2001 silam. Dalam usia 15 tahun saat ini, ia mengaku memiliki mimpi-mimpi dan bercita cita ingin menjadi dokter, dosen, atau penulis.
Dua novel keduanya, ‘Fate In Autumn’ dan ’25 : 12 – One Year Ago’ kini siap diterbitkan. Sebelumnya, Dilla telah menerbitkan novel perdana berjudul ’17th DO IT!’.
Selain novel, Dilla belum lama ini memenangi lomba cipta dan baca cerpen pada 8 Juli 2017. Temanya tentang rehabilitasi dari penyalahgunaan narkoba. Satu cerpen karyanya juga terpilih juara 2 lomba se-Jawa Timur dengan judul ’50 Surat dari Bapak’. (min)