Inspirasicendekia.com, MALANG – Lapangan outdoor SMAN 1 Dampit (SMANEDA) menjadi pusat kemeriahan yang dipenuhi ribuan pelajar setempat, Sabtu (15/12). Sejak pagi, semua perhatian tertuju pada panggung besar yang berada di sisi selatan lapangan.
Lihat saja saat beberapa penari tampil cantik di depan panggung. Meski cukup terik, penampilan empat penari tersebut cukup menghibur dan menarik pandangan mata guru dan seluruh siswa lainnya di tenda penonton.
Para penari pelajar ini memeragakan perpaduan tari kreasi dan tradisional, diiringi beberapa musik lagu yang berbeda. Tiap penari awalnya memerankan tarian yang berbeda, seperti tari legenda Roro Jonggrang dan tari Bali.
Di tengah-tengah penampilan tari, juga ditampilkan fragmen cerita legenda Candi Sewu antara Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang. Penampilan mereka diakhiri dengan kutukan Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang yang membatu menjadi stupa candi ke-1.000.
Sebelumnya, hentakan musik dan band alumni ‘Zero Seven’ cukup memanjakan mata dan telinga siswa. Membawakan sejumlah lagu kesukaan anak muda, atraksi panggung mereka pun bisa menyedot puluhan pelajar mendekati panggung. Mereka lalu larut dalam keceriaan dengan ikut menyanyi dan berjingkrak bersama.
“Acara gebyar pensi ini puncak perayaan HUT SMAN 1 Dampit. Kami sengaja mengusung tema khusus untuk memaknai HUT sekolah ini,” terang Felicia Hadinata, ketua pelaksana Gebyar HUT SMAN 1 Dampit ke-33, di sela acara.
Menurut Fefe, panggilan Felicia, perayaan HUT bertema ini baru pertama kalinya, sehingga ini dianggap sebagai even volume 1. Dikatakan, tema ‘Dinasti’ diambil dari akronim ‘Dedikasi, Kreasi dan Histori’. Sedangkan, ‘Hastungkara’ berasal dari bahasa Sanksekerta yang berarti semangat tanpa batas.
“Ada setidaknya 15 art performance yang tampil, paling banyak menyanyi dan tari kreasi. Para penampil merupakan perwakilan terbaik tiap kelas dan juara class meeting antarkelas,” imbuh gadis yang juga wakil ketua OSIS SMAN 1 Dampit ini. [rul]
