Kreator Dibalik Hari Jadi Kabupaten Malang, Siapa Saja Mereka?

Hari Jadi Kabupaten Malang selalu diperingati semua warga masyarakat, bertepatan setiap 28 November. Merayakannya dilakukan dengan bermacam-macam cara dan kegiatan.

Tiap tahun, perayaan Hari Jadi Kabupaten Malang hampir selalu memunculkan ide dan kreativitas baru. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1261 kini tidak banyak dirayakan dengan kemeriahan ataupun pesta rakyat dan budaya. Situasi masih terbelit pandemi.

Yang tidak pernah ketinggalan, adalah diberikannya apresiasi pemerintah daerah atas apa yang sudah dilakukan dalam memajukan Kabupaten Malang. Diantaranya, penghargaan atas dedikasi dan karya yang dianggap punya kemanfaatan dan makna tersendiri. Termasuk, kepada berbagai pihak yang punya atensi dan kepedulian tinggi terhadap kemajuan daerah hingga pemajuan budayanya.

Puluhan bahkan mungkin ratusan penghargaan sudah diberikan Pemkab Malang selama ini. Akan tetapi, tidak sedikit pula karya-karya terlahir, namun masih ‘tersembunyi’ atau tidak terekspose dalam protokoler atau resepsi perayaan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1261 lalu. Siapa saja mereka?

Edy Purnomo, Produser Film Sejarah Kabupaten Malang

Penggalan sejarah Kabupaten Malang sudah divisualisasikan sejak hampir dua tahun terakhir. Yakni, melalui video dokumentasi sejarah berdirinya Kabupaten Malang.

Ide awal pembuatan film ini adalah dari mendiang Ketua DPRD Kabupaten Malang, alm. Hari Sasongko. Lalu, visualisasi sejarah Kabapaten Malang ini dijadikan film dokumenter yang diproduksi pekerja televisi lokal, yang diproduseri Edy Purnomo. Isi ceritanya disadur dari buku: ‘Dari Pura Kanjuruhan menuju Kabupaten Malang.’

“Pengambilan gambar dilakukan di semua wilayah di Kabupaten Malang yang ada keterkaitan sejarahnya. Mulai bekas situs di wilayah perbukitan di daerah Ngantang, candi-candi, hingga prasasi,” kata Edi Purnomo.

Sayangnya, lanjut Edi, untuk obyek gambar otentik sebagian tidak bisa dilakukan. Seperti, yang ada di dalam situs candi yang berada di cagar budaya candi di Singosari.

“Penggarapannya terkendala akses ijin ke Museum Trowulan Mojokerto. Ya, karena bersamaan dengan masa pandemi, jadi nggak mudah. Sisanya, diambil dari internet,” akunya.

Menurutnya, masih banyak yang harus dimasukkan dalam film dokumenter ini, untuk menggambarkan sejarah Kabupaten Malang lebih utuh dan dengan isi yang otentik.

Karena itu, ia berharap perlu juga dilakukan penyempurnaan jika memungkinkan. Apalagi, jika film sejarah ini ke depan dimanfaatkan sebagai literasi visual untuk edukasi milenial dan pendidikan bagi pelajar.

Galih Zakaria, Komposer Mars Kabupaten Malang

Mars Kabupaten Malang merupakan karya lagu yang khusus diciptakan untuk seremoni acara-acara resmi pemerintah daerah. Galih Zakaria, adalah guru Seni SMAN 1 Bululawang, yang merupakan komposer Mars Kabupaten Malang.

Menurut Galih, Mars Kabupaten Malang ini, sebenarnya adalah yang kali keenam dibuatnya, dan telah memenangi lomba yang digelar Perumda Tirta Kanjuruhan beberapa waktu lalu.  Saat Resepsi Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1261 lalu, karyanya ini mendapatkan penghargaan yang diserahkan langsung Bupati Malang, Sanusi.

Galih Zakaria mengungkapkan, lagu yang dibuatnya berisi tentang berbagai keindahan (alam), sosial budaya dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Malang.

“Ada pesan-pesan dalam lirik lagu ini tentang harapan kesejahteraan, kekompakan, integritas serta semangat untuk memajukan Kabupaten Malang,” jelasnya. Butuh hampir sepekan bagi Galih untuk menemukan ide lagu dan konsep musiknya. Dalam mars ini, ia memasukkan banyak unsur alat musik, seperti biola, simbal, cello hingga trumpet.

Dalam pengisi suaranya, ia tidak sendirian melainkan melibatkan satu tim paduan suara. Guru yang juga honorer ini berharap, generasi milenial ke depan bisa lebih berprestasi ke depan. Menurutnya, generasi mendatang harusnya lebih produktif dalam berkarya.

Tidak sebaliknya, justru bermalas-malasan, karena akses dan keasyikan teknologi. “Dengan teknologi kini, semua (karya) bisa lebih mudah dihasilkan. Asalkan ada kesungguhan dan kecintaan pada apa yang dikerjakannya, prosesnya bisa menjadi mudah,” demikian Galih Zakaria.

Agung Wibowo, Konsisten Gali Sejarah Malang

Namanya Agung Cahyo Wibowo, warga asli Pakisaji Kabupaten Malang. Profesinya sehari-hari adalah instruktur di lembaga kursus dan pelatihan. Ia memang seorang sarjana lulusan ilmu komputer.

Akan tetapi, Agung adalah sedikit warga Malang yang punya interes menggali sejarah Kepanjen atau Kepanjian, yang diyakini juga tidak terlepas dari sejarah awal mula atau lahirnya Kabupaten Malang. Ia berangkat dari menemukan jejak sejarah Kepanjian dan silsilah keluarganya yang masih keturunan Darmodiredjo.

Interes dan kepedulian tingginya pada peninggalan sejarah lokal ini mendorongnya menemukan sejarah yang tidak sepotong-sepotong. Meski bukan sejarawan atau arkeolog, Agung intens belajar dan menggali sejarah Kepanjian secara otodidak.

Jejak-jejak cerita dan peninggalan sejarah Kabupaten Malang tempo doeloe terus dicarinya sejak 2008 silam. Hingga kini, lebih dari 70 artikel dibuatnya, dan terakhir dibuat pada 29 November 2021 lalu, tentang Jaman Batu di masyarakat Gunung Kawi.

Artikel-artikelnya memang ringan, layaknya tulisan blogger. Meski demikian, Agung tetap memperkaya penggalian sejarah budaya Malang-nya dengan dokumen ataupun foto, lengkap dengan kajian kritik dan sarannya. Semua artikel sejarahnya cukup diunggah di portal web agungkepanjen.blogspot.com yang dikelolanya.

Selain itu, literatur penemuan sisa peninggalan sejarah coba dibukukannya dalam cetakan sederhana. Agung Wibowo juga mulai memperkaya literasi hasil penggalian sejarahnya melalui konten YouTube, dengan akun Sejarah Malang Kepanjen. (choirul amien)

Sebarkan berita:

About Choirul Amin

Founder PT. Cendekia Creatindo

View all posts by Choirul Amin →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *