Kecewa Sistem Zonasi PPDB, Siswa SD Berprestasi Ini Bakar 15 Piagam

Kecewa Sistem Zonasi PPDB, Siswa SD Berprestasi Ini Bakar 15 Piagam

Inspirasicendekia.com, MALANG – Kecewa karena tidak diterima di SMP negeri impiannya, Y (12) siswa berprestasi SDN Pekeringanalit 2 nekat membakar belasan piagam penghargaan pada Minggu (23/06) lalu. Aksinya ini sempat viral di sosial media.

Putra ketiga dari pasangan Sugeng Witoto (50) dan Sukoharti (45) ini memang terlihat cukup berprestasi. Ini terlihat dari setidaknya 15 piagam yang berhasil diraih oleh Y.

Piagam-piagam tersebut merupakan berbagai kejuaraan seni dan agama yang diikuti dan beberapa menyabet juara satu tingkat Kabupaten Pekalongan.

“Anak saya juga selalu masuk dan memiliki ranking di kelasnya. Mungkin berpikiran piagam-piagam tidak membantu dirinya masuk ke SMP Negeri 1 Kajen (sekolah yang diinginkan), jadi akhirnya dibakar,” kata Sugeng saat ditemui di kediamannya, Rabu (26/06), seperti dilansir melalui Tribun Jateng.

Menurut Sugeng, anaknya mendaftar ke SMPN 1 Kajen dengan menggunakan sistem zonasi, karena wilayah rumahnya berjarak 2000 meter dari sekolahan yang didaftar.

Minimnya sosialisasi Dinas pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur yakni jalur zonasi, jalur berprestasi dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi.

“Hari pertama pendaftaran saya mengantarkan anaknya melakukan pendaftaran online namun melalui jalur zonasi.

Namun oleh guru dan kepala sekolah dasar, disarankan untuk masuk jalur prestasi. Di hari kedua, mendaftar ke jalur prestasi namun tidak bisa, mengingat sudah mendaftar di jalur zonasi.

“Saya, sebagai orangtua kecewa. Kita sudah mendaftar ke jalur prestasi kata pihak sekolah (SMP) tidak bisa, harusnya daftar di sekolah di luar zonasi,” jelasnya. Dirinya mengungkapkan kendati kecewa dengan sistem yang ada, ia tetap melanjutkan anaknya masuk sekolah swasta agar tidak kecewa berkelanjutan.

“Anak saya sudah di daftarkan ke sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kajen dan seharusnya dengan sistem seperti ini pihak pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri dulu,”ungkapnya. (*)

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *