MALANG, Cendekia – Kepiawaian pemanjat dinding cilik menjadi pemandangan yang menarik Bupati dan Wakil Bupati Malang di sela-sela rangkaian peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang dipusatkan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Jum’at (9/9/2016) pagi. Aksi pemanjat usia 13 tahun menjadi tontonan Bupati dan jajarannya, sampai-sampai Rendra rela menungguinya selama tidak kurang dari 30 menit.
Laga Anarki Zakaria Putra, pemanjat siswa SDN Kepanjen 01, mendapat giliran aksi pertama kali. Pemanjat ini mampu mencapai ketinggian cukup tinggi. Kesempatan pemanjat berikutnya adalah Galang Akbar Prasetya dari SDN Panggungrejo 1 Kepanjen. Awalnya, pemanjat usia 10 tahun ini memanjat lebih cepat. Namun, di tengah-tengah, ia kesulitan meraih ketinggian yang lebih karena tubuhnya yang sangat kecil.
Panjat dinding menjadi rangkaian lomba yang dipertandingkan saat Haornas 2016 yang digelar bersamaan dengan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1256 tersebut. Cabor ini melombakan kategori nomor lead dan speed. Lomba ini diikuti 94 peserta se Malang Raya. Sedangkan kelompok usia U-13, hanya diikuti 8 peserta.
Selain itu, dalam peringatan Haornas ini juga digelar eksibisi binara raga dan kemampuan pemanah. Sebelum apel Haornas, KONI Kabupaten Malang juga menggelar lomba lari maraton 5 kilometer yang diikuti lebih dari 1.200 peserta.
Kepada wartawan, Bupati Malang Rendra Kresna mengungkapkan, kemajuan di bidang olahraga memang tidak terlepas dari prestasi yang dihasilkan atlet. Karena itu pula, upaya memotivasi setiap atlet berprestasi perlu dilakukan, termasuk memberikan penghargaan dan beasiswa.
“Setiap atlet berprestasi tetap harus diberi apresiasi. Selain bonus yang diterima, mereka perlu juga dimotivasi dengan beasiswa jika usia sekolah, atau pekerjaan di BUMD jika sudah usia kerja,” terang Rendra.
Sementara itu, ketua KONI Kabupaten Malang Asyari mengatakan, pihaknya akan berkonsentrasi memenuhi sarpras semua cabor untuk memajukan prestasi olahraga di Kabupaten Malang. Saat ini, katanya, terdapat 43 cabor, namun prestasi belum merata karena keberadaan sarpras dan pembinaan yang kurang berkesinambungan.
“Kami akan juga bersinergi dengan pihak sekolah untuk lebih meningkatkan pembinaan atlet usia dini,” kata Asyari.
Dalam kaitan ini pula, KONI Kabupaten Malang menggandeng kerja sama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memiliki Prodi Manajemen Olahraga.
Pewarta: Choirul Ameen