inspirasicendekia.com, MALANG – Tim asesor calon Sekolah Adiwiyata Mandiri Nasional melakukan kunjungan lapangan di SMPN 1 Wajak Kabupaten Malang, Jumat (29/11). Verifikasi lapangan ini sekaligus ditujukan pada dua sekolah adiwiyata imbas.
Verifikasi lapangan tim penilai adiwiyata ini diawali di SMPN 1 Wajak sejak pagi, dilanjutkan kunjungan ke dua sekolah imbas siang harinya. Yakni, ke SMPN 1 Dampit, berlanjut ke SMPN 2 Turen.
Tim beranggotakan dua asesor ini banyak menggali informasi, dari pengamatan langsung maupun wawancara, di lingkungan Sekolah Adiwiyata SMPN 1 Wajak. Tidak hanya pada tim adiwiyata SMPN setempat, melainkan juga pada sejumlah kelompok kerja (pokja) adiwiyata tidak luput dari penilaian tim.
Kepala SMPN 1 Wajak, Abdul Rozaq MSi mengungkapkan, butuh setidaknya 2 sampai 3 tahun untuk bisa mewujudkan dan membudayakan sekolah berwawasan lingkungan.
“Kerja keras membangun sekolah adiwiyata ini bisa 2-3 tahun. Sekolah adiwiyata mandiri ini tidak seperti yang biasa. Harus ada pembudayaan inovasi yang terbarukan yang terbangun pada anak-anak didik,” jelasnya.
Menurut Rozaq, inovasi lingkungan terbarukan terlahir dari kajian lingkungan yang bisa dilakukan sewaktu-waktu. Dan, di SMPN 1 Wajak sendiri sudah ada dua inovasi lingkungan terbarukan yang sudah dibuat. Yakni, dibuatnya alat pemotong rumput sederhana dari modifikasi dinamo.
“Yang paling diunggulkan, penyulingan daun sere (serenisasi) menjadi jenis minuman alami menyesahkan. Dan, ke depan ini bisa menjadi potensi enterpreneurship yang bagus bagi sekolah,” ungkap Abdul Rozaq.
Dalam kesempatan refleksi usai verifikasi lapangan yang juga diikuti para guru pokja adiwiyata di SMPN 2 Turen, hal ini juga menjadi atensi tim penilai adiwiyata nasional. Anggota tim, Cahyo Dwi Nugrahanto misalnya, menyampaikan setidaknya empat hal penting dari hasil pengamatannya di lapangan.
Dikatakan, yang harus selalu dipertahankan sekolah adiwiyata adalah pembiasaan dan keteladanan. Selain itu, kepemimpinan dan ketokohan peduli lingkungan juga sangat penting bagi kesinambungan gerakan adiwiyata.
Cahyo Dwi juga menegaskan, SMPN 1 Wajak diharapkan bisa menjadi trendsetter yang bisa ditiru dan Menjadi inspirasi dalam hal inovasi ramah lingkungan bagi sekolah lain.
Sementara itu, ketua tim asesor Jarwadi menegaskan, sekolah adiwiyata telah diperkuat dengan kebijakan peraturan baru sebagai gerakan dan aksi bersama. Ini termaktub dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 53/2019.
Gerakan adiwiyata ini, kata Jarwadi, memang diharapkan memunculkan aksi-aksi peduli dan berwawasan lingkungan di sekolah.
“Tujuan utama program adiwiyata adalah pembentukan watak, sikap dan karakter peduli lingkungan. Jadi, gerakan adiwiyata juga harus menjadi paradigma dan mindset baru yang lebih meluas aksinya,” tegas pria dari Balitbang Kemendikbud ini.
Ditegaskan Jarwadi, sistem dan potensi harus dibentuk atau dibangun dulu dalam mewujudkan sekolah adiwiyata. Sehingga, lanjutnya, kesinambungannya tidak banyak terpengaruh perubahan pemimpin atau kepala sekolahnya. [min]
Maaf, namanya ” Abdul Rozaq M.Pd M.M.Pd ” bukan abdul rozaq Msi