inspirasicendekia.com, MALANG – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Malang menggelar kegiatan Safari Ramadan dan buka bersama di kantornya, di Jalan Pepen Pakisaji, Sabtu (18/5/2019). Dalam momen ini, PGRI sekaligus menegaskan komitmennya turut mengawal nasib para guru.
“Dalam kesempatan Ramadan ini, kami tetap semangat berjuang, memegang komitmen memperjuangkan para guru mendapatkan hak dan kesejahteraannya,” demikian Ketua PGRI Kabupaten Malang, Dwi Sucipto, di sela acara, Sabtu (18/5) malam.
Kaitan dengan hal tersebut, kata Dwi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikawal dan diperjuangkan PGRI. Terutama, yang menyangkut perlindungan hak dan kewajiban bagi para guru honorer atau non ASN.
“Sejauh ini kami sangat apresiasi kepedulian pemerintah daerah yang sudah lebih baik bagi honorer GTT. Kami bangga sudah bertambah insentif bantuan sosial bagi guru,” kata Dwi.
Dikatakan, kesejahteraan yang layak tetap dengan honor atau gaji sebesar UMR.
“Aspirasi kami mengusulkan dinaikkan Rp 200 ribu perbulan, jadi masih separonya ya. Tapi, alhamdulilah kami tetap bangga pada pemerintah daerah,” tegas Dwi.
Yang masih tengah diperjuangkan, lanjut Dwi Sucipto, adalah guru honorer kategori 2 yang sudah melebihi batas usia 35 tahun.
“Ada sejumlah guru usia lebih dari 35 tahun yang ditolak aplikasi pendaftaran online rekrutmen PPPK kemarin. Setidaknya, nasib mereka tetap bisa diperjuangkan dan datanya masuk BKN. Jadi, setidaknya saat rekrutmen tahap 2 tetap bisa masuk,” bebernya.
Dalam kesempatan acara buka bersama ini, PGRI juga menunjukkan kepedulian dan empatinya pada salah seorang penjaga SDN yang mengalami musibah. Kepada perwakilan korban, PGRI Kabupaten Malang memberikan santunan sebesar Rp 5 juta.
Selain diikuti sejumlah seluruh pengurus PGRI dari 33 kecamatan, acara ini juga dihadiri Kadindik Kabupaten Malang, DR M Hidayat MM, ketua Korwil Dinas Pendidikan kecamatan, pengurus YPLP PGRI, senior mantan ketua dan pengurus PGRI periode sebelumnya. [amn]