Puluhan foto tanpa bingkai terpajang mengelilingi dinding ruangan. Hampir semua foto bertema humanity ini berlatar belakang situasi tahun 1965. Foto-foto ini menggambarkan potret kemanusiaan yang menjadi korban keserakahan pada kekuasaan pada era itu.
Potret keteguhan, keikhlasan, kesedihan, dan keceriaan, tertuang dalam bingkai foto-foto yang dipamerkan di Rumah Ada-Ada Saja yang berada di Jalan Jakarta No. 34 Malang. Setidaknya 40 karya foto dipajang dalam pameran yang bertajuk “Mereka Bukan Pahlawan” ini. Foto-foto ini karya fotografer M Nasai.
Pembukaan pameran dan bedah karya dilakukan Kamis (10/12/2015) malam. Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia pada 10 Desember, sang fotografer, Nasai ingin menyampaikan bahwa kehidupan subyek foto dalam pameran itu juga berhak mendapat penghidupan yang layak. “Saya hadirkan potret-potret kemanusiaan korban 65 yang hingga kini ikhlas menjalani hidupnya,” tutur jurnalis lepas ini dalam rilisnya.
Karya hasil jepretan fotografi dengan genre sosial ini dilhasilkannya sejak tahun 2011 silam. Dalam pameran ini, Nasai yang asli kelahiran Malang ini sengaja menghadirkan dan mengedepankan rasa kemanusiaan. Tidak ada batas antara subyek dengan dirinya menjadikan foto-foto yang dipamerkan sangat “humanis”.
Pameran “Mereka Bukan Pahlawan” ini tak lain adalah keinginan sang fotografer untuk mengajak masyarakat untuk lebih bisa menghargai orang. Karena hal ini lah yang sudah mulai luntur di era sekarang. “Terlebih memanusiakan para sepuh, yang puluhan tahun di cap merah, dan dipinggirkan” tutur Nasai.
Aji Prasetyo, selaku kurator pameran menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Nasai dalam menghasilkan karya fotografi ini sangatlah bisa diapresiasi. Banyak yang perlu diketahui dari proses dalam menghasilkan foto ini. Menurutnya, dalam foto-foto ini yang “mahal” itu prosesnya”, yang tak lain adalah proses (perjalanan) menemukan dan mendekati subyek hingga mendapatkan angel foto yang benar-benar menggambarkan sisi kemanusiaan. “Kita tahu, mereka adalah orang-orang yang puluhan tahun kebebasannya di kebiri” tuturnya.
Selain itu, dalam rangkain acara yang digelar selama tiga hari kedepan ini, juga ada diskusi dan bedah karya “Merayakan manusia” yang diisi oleh Hasan Abadi, Wakil Rektor Universitas Islam Raden Rahmat Malang dan Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, Djuir Muhamad dari Kontras Surabaya dan Aji Prasetyo seorang komikus, anggota PP Lesbumi NU, sekaligus Ketua Lembaga Bhinneka Nusantara Malang. Diskusi ini akan dimoderatori Kristanto Budi Prabowo, dari komunitas Gusdurian Malang.
Selain dirangkaian dengan bedah karya, pameran foto ini juga dimeriahkan oleh penampilan musik dari Christabel Annora, Hanskestra, Lourdy Nico, juga pembacaan puisi Denny Mizhar dan Jenar.