Pendidikan Keluarga dengan 4 Sehat 5 Sempurna

Mahmudi

Fenomena kenakalan remaja kini sudan mengglobal. Tidak hanya terjadi di kawasan perkotaan yang identik dengan modernisasi, namun kini justru terjadi di daerah-daerah pedesaan yang dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi tradisi. Bukan hanya dari kalangan berduit yang dengan mudah mendapatkan apa saja yang mereka inginkan, juga pada kalangan menengah ke bawah yang justru sangat rawan melakukan hal-hal yang tidak pantas manakala keinginannya tidak dapat direalisasikan. Bukan hanya pada remaja yang tidak mengenyam dunia pendidikan, namun juga pada mereka yang berseragam dan aktif di sekolah.

Kenakalan yang dilakukan oleh remaja bahkan bisa ditemui dimanapun. Bukan rahasia umum dan hampir di setiap sekolah terdapat siswa yang suka membolos, merokok, pulang sebelum waktunya, tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, tidur divdalam kelas, malas belajar, berpacaran dan suka berbohong.

Sungguh ironis memang, karena usia remaja yang seharusnya diisi dengan kegiatan belajar, melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam proses pencarian jati diri, justru diisi dengan hal-hal yang tidak pantas dilakukan sebagai generasi penerus bangsa. Lantas siapakah yang bertanggung jawab terhadap permasalahan ini?

Guru yang ada di sekolahpun sudah pasti sering memperingatkan, menasihati, atau memberikan reward apabila melakukan hal-hal baik. Bahkan, bisa jadi juga dengan terpaksa memberikan hukuman positif agar tidak mengulangi lagi. Tapi apalah daya seorang guru yang hanya sekitar 8 jam bersama dengan mereka. Sedangkan 16 jam sisanya mereka akan bersama keluarga.

Disinilah peran keluarga dibutuhkan. Para remaja yang “bermasalah” tersebut mayoritas kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan hanya sedikit memberikan waktu untuk keluarganya. Mereka berdalih bekerja sampai lupa waktu demi masa depan dan kesejahteraan keluarganya. Padahal, saat keluarga tidak terurus muncullah permasalahan baru yakni keluarga yang berantakan. Remaja yang pola fikirnya masih hijau dan membutuhkan perhatian justru terabaikan. Kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan hilang, sehingga mereka bertindak “semau gue” demi mendapatkan perhatian.

Peran keluarga sangatlah krusial. Ibarat nutrisi untuk tubuh, keluarga adalah 4 sehat 5 sempurna.

Yang pertama makanan pokok. Ilmu pengetahuan merupakan pokok dalam kehidupan. Semua sisi dalam kehidupan tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan. Manusia yang dilahirkan diibaratkan sebagai selembar kertas putih yang belum ada coretan bahkan tulisan, maka apapun bisa dituliskan pada kertas tersebut tergantung yang menulisnya.

Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak manusia lahir. Saat balita, belajar hanya dengan menyimak, mendengarkan, melihat. Kemudian berproses hingga menjadi dewasa. Di keluargalah ilmu pengetahuan pertama kali diajarkan karena keluarga merupakan tempat mengenyam pendidikan pertama dan paling utama.

Yang kedua lauk pauk. Perasaan adalah fungsi penting keluarga. Sama seperti lauk pauk yang beraneka ragam, perasaan juga bermacam-macam. Amarah (beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati), kesedihan (pedih, sedih, suram, putus asa), rasa takut (cemas, gugup, tidak tenang), kenikmatan (bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga), cinta (penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan), terkejut, jengkel dan malu.

Semua perasaan tersebut pasti akan dirasakan keluarga. Keluarga haruslah mempunyai kesatuan perasaan yang kuat. Saat ada anggota keluarga yang bahagia, maka semuanya bahagia. Begitu pula saat ada anggota keluarga yang berduka, maka anggota keluarga yang lain menghibur dan memberikan dukungan.

Yang ketiga sayur-mayur. Sayur identik dengah tumbuhan yang berwarna hijau, walaupun tidak semua sayur berwarna hijau. Hijau yang dimaksud adalah tunas baru yang selalu tumbu saat daun yang sudah tua akan gugur. Artinya dalam keluarga harus punya harapan dan cita-cita yang tentunya berkaitan dengan masa depan. Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.

Yang keempat buah-buahan. Tentu semua tahu pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya orang tua mewariskan sifat atau tingkah laku ke anak melalui genetiknya. Anak ibarat buah yang jatuh dari pohon, buah akan berhasil tumbuh dan berkembang menjadi pohon apabila mampu bertahan hidup dalam lingkungan. Orang tua tempat bercermin anak-anaknya. Orang tua harus menjadi contoh yang baik untuk anak karena anak pasti juga akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya.

Ilmu pengetahuan, keterikatan perasaan, harapan dan suri teladan merupakan 4 komponen sehat. Apabila keempat itu terpenuhi maka keluarga akan menjadi keluarga yang sehat namun belum sempurna. Penyempurna keempat komponen tersebut adalah susu. Susu mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi serta mempunyai nilai jual. Susu identik dengan nutrisi yang mengukatkan badan. Susu merupakan cerminan dari perekonomian yang kuat.
Memang tidak semuanya dapat dibeli dengan uang namun tidak dapat dipungkiri dengan uang segalanya bisa lebih mudah. Saat perekonomian kuat, maka kesejahteraan keluarga akan terjamin. Begitu pula sebaliknya, saat kemiskinan melanda maka bisa saja mendekatkan kepada permasalahan kriminalitas.

Begitulah unsur empat sehat lima sempurna dalam keluarga. Apabila semua nutrisi tersebut terpenuhi, maka keluarga terutama anak akan menjadi insan yang sehat dan tidak mudah terserang penyakit-penyakit sosial yang melanda masyarakat. Anak-anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia hebat dan berkualitas. Secara tidak langsung, generasi hebat dan berkualitas tersebut akan menjadi bibit-bibit muda yang kelak akan mengharumkan nama bangsa dengan kerja keras dan prestasinya. Semoga.

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *