Peduli Korban Gempa, PGRI Kabupaten Malang Aksi Solidaritas bagi Guru

inspirasicendekia.com, MALANG – Musibah gempa yang terjadi di Kabupaten Malang Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021) lalu, juga menyisakan duka puluhan guru. Musibah yang dialami ini pun mendapatkan atensi tersendiri PGRI Kabupaten Malang.

Keprihatinan pada guru yang menjadi korban gempa ini diwujudkan aksi solidaritas oleh PGRI Kabupaten Malang hari ini, Selasa (13/4/2021). Dalam waktu sehari, pengurus PGRI melakukan kunjungan ke rumah korban.

“Kami turut prihatin, dan ini sebagai solidaritas PGRI pada anggota guru. Ada setidaknya 37 rumah guru yang kami kunjungi, tersebar di setidaknya 8 (delapan) kecamatan,” kata Ketua PGRI Kabupaten Malang, Dwi Sucipto, saat perjalanan kunjungan ke wilayah Kalipare, Selasa (13/4) siang.

Dikatakan Dwi, rumah guru terdampak gempa paling banyak terdapat di wilayah Tirtoyudo sejumlah 12 rumah dan Dampit ada 16 rumah. Rata-rata mengalami kerusakan cukup dan kondisinya cukup mengkhawatirkan dan haruals dibongkar untuk diperbaiki.

“Kerusakan rumah cukup parah banyak dialami yang di Dampit dan Ampelgading. Ada beberapa yang bahkan ambruk keadannya, jadi penghuninya belum berani meninggali dan terpaksa tidur mengungsi,” beber Dwi Sucipto.

Menurut Dwi, aksi solidaritas ini memanfaatkan dana sosial peduli guru yang dihimpun PGRI. Jumlahnya, lebih dari Rp 50 juta dan bisa disumbangkan sewaktu-waktu jika guru mengalami musibah. Selain rumah guru korban gempa, lanjutnya, pihaknya juga tengah memastikan ada tidaknya kerusakan yang dialami sekolah-sekolah PGRI.

Kunjungan paling akhir ke kediaman Rutiani (55), guru SDN Mentaraman 3 Donomulyo, sekitar pukul 19.05 WIB. Meski tidak rusak parah, didapati setidaknya enam titik keretakan pada tembok bagian utama rumahnya.

“Masih sangat was-was, mas. Terlebih rumah yang bagian belakang, kondisinya sudah rapuh, dan bagian atapnya kemarin banyak yang putus dan runtuh gentengnya,” cerita Bu Tiani, sambil berisak tak bisa sembunyikan tangisnya.

Guru ini sendiri tinggal bersama suami dan empat anaknya. Dua anak perempuan kebetulan juga menjadi guru honorer SDN, dam masih menempuh kuliah di Universitas Terbuka. Satu anak laki-laki masih SMK, namun mengalami sakit bawaan sejak kelas 5 SD.

Rutini sangat bersyukur mendapatkan bantuan dari kedatangan pengurus PGRI Kabupaten Malang juga pengurus cabang PGRI setempat. Terlebih, belum sempat ada kepedulian dari pihak pemerintah setempat yang meringankan kondisi kerusakan rumahnya.

Kekhawatiran juga dialami para guru SDN Donomulyo 1, karena kondisi atap bangunan untuk ruang guru yang rapuh. Khawatir ambruk, sejak gempa gedun ruang guru tersebut dikosongkan, dan sementara memanfaatkan ruang kelas yang ada.

“Kondisinya mengkhawatirkan dan kurang aman, semua perabot dan sarana guru kami pindahkan ke ruang kelas. Sudah diusulkan mendapatkan perbaikan ke pemkab Malang. Semoga secepatnya bisa digunakan kembali,” kata Lastono, kepala SDN Donomulyo 1. [amn]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *