inspirasicendekia.com, MALANG – Berolahraga lari di pagi atau sore hari banyak dilakukan orang. Lari jarak sangat jauh saat malam hari, mungkin menjadi hal nyeleneh bagi khalayak.
Tetapi, tidak demikian halnya bagi komunitas pelari ultra Malang raya ini. Sejumlah 78 pelari berlari melintasi gelap malam sejauh sekitar 66 kilometer dari pantai Balekambang hingga Alun-Alun Kota Malang. Mereka adalah pelari dari 8 (delapan) komunitas pelari ultra.
“Puasa tak menyurutkan semangat untuk berolahraga terutama lari. Ajang Ramadan Run ini sebagai ajang silaturahmi dan gathering antarkomunitas lari Malang raya,” kata Moh. Syah Rizal S., salah satu peserta Ramadan run, Senin (13/5/2019) pagi.
Karena harus bekerja dan tak punya banyak waktu di siang hari, lanjut Rizal, bisa tetap berlari walau di malam hari. Apalagi waktu puasa yang tidak mungkin pelari melakukan ultra run di siang hari.
Dikatakan, berlari di wilayah Malang raya ternyata tetap memberi sensasi yang luar biasa terutama di malam hari. Menurutnya, sesuai pengalaman yang dialami bersama pelari lainnya, Malang bahkan bisa diajukan sebagai spot wisatanya bagi pelari ultra tingkat dunia.
Rizal mengungkapkan, pelari ultra sendiri adalah pelari yang berlari melebihi jarak 42 kilometer. Karena itu, minimal pelari jarak 66,6 kilometer ini, adalah mereka yang pernah mengikuti lomba Full Marathon 42 kilometer.
“Even kemarin juga sebagai ajang penghormatan bagi 3 orang pelari anggota Mantra mewakili Indonesia, yang pekan lalu pulang dari race Ultra Trail Marathon Mount Fuji Jepang 170 km. Yakni, Heru, Cindy dan Ivan,” imbuh Syah Rizal.
Diantara pelari ultra jarak Balekambang – Malang ini, pelari berusia paling tua atas nama Antok dari komunitas Mantra (52 tahun). Sementara, M. Syah Rizal sendiri mulai berlari sejak 2015 silam dan telah berpengalaman mengikuti race di berbagai even.
Diantaranya, Jakarta Marathon 2016 kategori 42 km, International Trail Bromo Tenger Semeru 30 km, dan Coast to Coast Jogja trail run 50 km. [rul]