Inspirasicendekia.com, MALANG – Struktur kurikulum dan spektrum keahlian pendidikan kejuruan (SMK) terus mengalami perubahan dan penyempurnaan. Hingga awal Maret ini, pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemdikbud terus merampungkan perubahan struktur kurikulum SMK, terutama untuk spektrum keahlian produktif.
Selama Kamis-Sabtu, 2-4 Maret 2017 mendatang, pihak Dirjen Dikdasmen Kemdikbud menggelar kegiatan Pembahasan dan Penyempurnaan Dokumen Pendukung Pendampingan Kurikulum SMK. Dalam acara ini, diagendakan pembahasan pleno draft 4 pedoman kurikulum dan draft 3 bintek Kurikulum 2013. Pembahasan mencakup 15 aspek, diantaranya terkait spektrum keahlian, pedoman praktik kerja lapangan (PKL), pedoman sertifikasi kompetensi dan praktik baik dalam pembelajaran berpikir tingkat tinggi (HOT), termasuk teaching factory.

Drs Catur Sunariadi MPd, guru produktif SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang turut menjadi tim penyusun draf kurikulum mengungkapkan, ke depan kurikulum dan pembelajaran SMK lebih ditekankan pada dikuasainya kompetensi keahlian sesuai standar kebutuhan dunia usaha dan industri.
“Model pembelajaran teaching factory harus adalah dalam kurikulum SMK. Model ini mengharuskan pembelajaran yang juga sesuai standar kompetensi keahlian industri,” katanya, Selasa (28/2).
Model teaching factory ini akan melengkapi kurikulum dan model pembelajaran SMK yang ada selama ini. Dikatakan, sebelumnya sudah ada 4 model – yakni inquiry learning, discovery learning, problem based learning, project based learning. Bahkan, sejak 2016 lalu ada tambahan model pembelajaran product based learning.
“Model pembelajaran teaching factory ini sudah penerapan dari HOT. Penyempurnaan spektrum keahlian sendiri dikerjakan sejak 2015,” demikian lulusan Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan UMM ini. [min]