[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Inspirasicendekia.com – Perilaku antikorupsi lebih banyak bermula dari dalam diri. Karakter integritas bisa menjadi kekuatan bagi siapapun untuk tidak berperilaku koruptif.
“Agar tidak mudah berperilaku koruptif, yang harus dipertahankan adalah integritas diri. Ini yang membedakan kita dengan yang lain. Tidak peduli kita berada dimana atau lingkungan pekerjaan apa,” demikian Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang, saat memberikan kuliah tamu di UNIRA Malang, Selasa (2/10) siang.
Menurutnya, integritas mencakup setidaknya sembilan nilai karakter, diantaranya mandiri, berani, jujur, adil dan bertanggung jawab.
Kuliah tamu ini diawali dengan pancingan moderator, bahwa tindakan korupsi terjadi justru pada saat seseorang menjabat, padahal si pelaku sebelumnya dikenal orang baik. “Apakah sistem pemerintahan atau orang tersebut yang memang sudah koruptif?
“Potensi perilaku koruptif tetap pada personal, walau yang bersangkutan tampak baik,” tegasnya.
Saut Situmorang menegaskan, korupsi dikategorikan kejahatan luar biasa. Menurutnya, bentuknya bisa langsung atau pun kebijakan dengan dampak kerugian yang diakibatkan tidak hanya keuangan negara, namun juga kerugian sosial.
“Walau nilai kerugian negara kecil, namun akibat cost sosial bisa lebih besar. Misalnya, masyarakat menjadi tidak patuh aturan, dan rakyat tidak percaya lagi pada pemerintah,” tegas mantan Staf Ahli BIN (Badan Intelejen Negara) ini.
Sebelumnya, Rektor UNIRA Hasan Abadi MAP, memulai sambutan sebelum Kuliah Umum dengan keprihatinan terhadap kasus korupsi yang terjadi dan terkesan sudah membudaya di Indonesia. Dikatakan, kuliah tamu dengan tema ‘Membangun Karakter Pemimpin Masa Depan’ ini juga sebagai rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 4 Oktober mendatang.
“Nilai-nilai keagamaan dan kejujuran yang dilakukan di pesantren diharapkan bisa menjadi penangkal perilaku koruptif dan mendasari sikap antikoruptif,” demikian Hasan Abadi. [rul]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]