inspirasicendekia.com, MALANG – Keteladanan dan motivasi menjadi kata kunci bagi pendidik atau guru dalam menjalankan perannya. Terlebih, dalam situasi normal baru yang bakal dihadapi siswa-siswi selama pembelajaran tatap muka terbatas kini.
Dua hal tersebut memang cukup beralasan dan penting diwujudkan, mengingat sudah terlalu lama siswa tidak bisa mengalami suasana belajar secara normal akibat pandemi. Dengan kembali belajar tatap muka, maka guru akan hadir menjadi figur penting bagi pengalaman belajar terbaik anak didik.
Apa yang dibutuhkan dari sosok guru kini? Tentunya, tidak cukup bisa menyampaikan materi pelajaran (mengajar). Guru adalah juga pendidik yang tidak sebatas menjadi sumber belajar bagi siswa. Lebih daripada itu, harusnya mampu memerankan banyak hal dalam konteks mendidik dan mendampingi anak didik dalam memperoleh pengalaman bermakna selama pembelajaran.
Hal ini pula yang menjadi komitmen kerja yang ditekankan di kalangan guru SMAN 1 Dampit Kabupaten Malang. Menghadapi pembelajaran tatap muka terbatas tahun ajaran ini, komitmen ini coba diperkuat kembali agar tujuan pendidikan yang sebenarnya bisa tercapai.
“(Praktik) pembelajaran daring bisa dilakukan, namun mendidik tidak sepenuhnya berjalan. Ya, pendidikan itu memang harus melalui tatap muka, sehingga peran pendidik bisa lebih nyata dan mengena,” demikian Kepala SMAN 1 Dampit, Munadji, yang juga ditekankan saat workshop guru di SMAN setempat, Jumat (18/6/2021).
Maka dari itu pula, guru mestinya bisa berperan lebih banyak, buka asal mengajar saja. Yang harus juga dikedepankan, lanjut Munadji, adalah bisa memotivasi dan mau mendampingi (fasilitator) bagi siswa. Karena, melalui pendampingan ini banyak hal bisa ditemukan dan diberikan pada anak didik.
Menurut Munadji, sebagai pengajar berpikirnya guru semestinya tidak sebatas bisa mengajarkan apa ketika di kelas? Melainkan pula, bagaimana membuat anak mau atau termotivasi belajar.
“Kami tekankan empat hal, keteladanan guru memang yang utama. Namun, menjadi motivator, mau mengajak dan mendampingi kegiatan anak juga tak kalah penting,” tandas Munadji.
Selama dua hari workshop guru SMAN 1 Dampit ini, kesiapan guru diperkuat dengan konsep dasar sebelum penyusunan perangkat pembelajaran. Selain itu, juga diperkaya dengan pelatihan menulis bagi mereka. Materi guru menulis ini dipandu Yuli Atmaji, yang sudah beberapa kali pengalaman dan punya prestasi karya ilmiah guru hingga tingkat nasional.
Materi workshop juga terkait telaah RPP dan penyusunan perangkat mengajar. Junaidi, selaku tim pamateri workshop menekankan, telaah kurikulum menjadi hal penting dilakukan setiap guru. Terutama, yang berkaitan dengan kompetensi apa yang lebih tepat diajarkan pada siswa.
Dijelaskan, telaah RPP ini penting bagi pemetaan materi pelajaran yang akan diberikan. Junaidi lalu mencontohkan, kompetensi inti (KI) 1 dan 2 yang tidak muncul menjadi materi kompetensi dasar pada semua mapel. Yakni, hanya pada pendidikan Agama dan PPKn.
“Padahal, kedua kompetensi inti tersebut sangat penting mendasari anak. Ya, tetap harus diwujudkan dalam pembelajaran dan keseharian di lingkungan sekolah,” jelas Junaidi. [rul]