MALANG – Ratusan SDN dan SMPN di Kabupaten Malang mengalami kekosongan kepala sekolah definitif. Pengangkatan kasek tengah dipersiapkan setelah akhir semester tahun ini.
“Sudah dilakukan penataan untuk pengisian kepala sekolah definitif yang mengalami kekosongan. Ya, sesuai perundangan pilkada harus menunggu setidaknya setelah enam bulan setelah jabatan bupati terpilih,” demikian Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwandi, dikonfirmasi di kantornya belum lama ini.
Menurutnya, penyiapan kasek definitif sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan melaksanakan seleksi dan diklat calon kepala sekolah. Sementara, aturan terkait pelantikan pejabat oleh kepala daerah setidaknya masih akhir Agustus 2021.
“Kami juga tengah melakukan penilaian kinerja kepala sekolah ke semua lembaga. Ini dilakukan dengan melibatkan pengawas yang terbagi menjadi dua tim,” imbuh Suwandi.
Dalam penilaian kinerja ini, lanjutnya, dilakukan dengan kunjungan langsung ke sekolah. Penilaian dilengkapi dengan instrumen yang menanyakan terkait kinerja kepemimpinan semua kasek.
Apakah nantinya juga akan dilakukan rotasi jabatan kepala sekolah? Terkait hal ini, Suwandi tidak secara eksplisit memastikan, namun ia juga tidak menampiknya.
“Hasilnya (penilaian kinerja) nanti memang bisa menjadi bahan telaah. Kalaupun terjadi rotasi kepala sekolah, itu memang perlu ada penyegaran,” tegasnya.
Dikatakan, tercatat setidaknya 16 SMPN yang mengalami kekosongan kasek definitif dan masih dijabat pelaksana tugas (plt) kepala sekolah. Sementara, jenjang SD jumlahnya jauh lebih banyak karena hampir tiap tahun mengalami masa pensiun.
Sejumlah SMPN yang dijabat plt kasek diantaranya, SMPN 1 Pujon, SMPN 1 dan 3 Kepanjen, SMPN 2 Kasembon, SMPN 1 Tirtoyudo, SMPN 2 dan 3 Lawang, serta SMPN 2 dan 3 Singosari.
Plt kepala sekolah SMPN 1 Kepanjen misalnya, dirangkap kepala SMPN 4 Kepanjen, Supriyanto. Sedangkan, plt kepala SMPN 1 Tirtoyudo dijabat kasek yang juga merangkap sebagai kepala SMPN 1 Dampit. [amn]
