Kader Muhammadiyah Matangkan Aspirasi Politik di Sekolah Kebangsaan

Inspirasicendekia.com, MALANG – Kader muda Muhammadiyah Kota Malang mencoba berkontribusi dalam persoalan bangsa dengan ekspansi pemikiran politik melalui Sekolah Kader Organisasi (Sesko) Kebangsaan. Melalui Sesko ini, sejumlah 25 kader aktif menjadi peserta untuk mematangkan pemikiran politik mereka yang berkarakter Muhammadiyah.

Sesko Kebangsaan ini resmi di-launching oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PDM Kota Malang di Rumah Baca Cerdas (RBC) Ruko Permata Jingga, Kota Malang, Ahad (28/5). Dalam sambutan saat launching, Ketua PDM Kota Malang Dr Abdul Haris MA mengatakan, Muhammdiyah harus siap terjun jika dibutuhkan sewaktu-waktu oleh masyarakat saat apapun, termasuk berpolitik ataupun menjadi pimpinan di ruang publik lainnya.

“Kader Muhammadiyah menjadi pemimpin harus bermodal dan bercirikan Muhammdiyah, yaitu memiliki Akhlakul Karimah atau bermoral yang baik. Karena itu, Sesko ini diharapkan mampu menyiapkan kader-kader Muhammadiyah agar lebih siap terjun di tengah masyarakat,” katanya.

Sekretaris Majelis LHKP, Zaenuddin ST MAP mengatakan, dibentuknya Sekolah Kader Organisasi (Sesko) ini nantinya diharapkan bisa menjadi wadah bersama bagi kader untuk belajar bersama terkait dengan bidang Politik, Hukum dan Kebijakan Publik, yang pada akhirnya akan melahirkan kader-kader yang berdaya guna bagi agama, bangsa dan negara.

“Tujuan Sesko Kebangsaan menjadi ekspansi ruang partisipasi Muhammadiyah melalui transformasi peran, pendalaman wilayah partisipasi, penyesuaian (kepekaan dan kesadaran) organisasi dan mekanisme aksi,” katanya.

Launching Sesko Kebangsaan ini diawali dengan Sarasehan Kebangsaan bertema ‘Mewujudkan Visi Kebangsaan Melalui Gerakan Ormas Islam Yang Rahmatan Lil ‘Aalamin’. Wakil Walikota Malang Sutiaji dan Rektor UMM Drs Ahmad Fauzan MPd menjadi keynote speech sarasehan ini.

Wakil Walikota Malang Sutiaji mengungkapkan, seorang pemimpin harus memiliki tiga komponen utama yaitu, Kompetensi, Integritas, dan Etika atau Moral yang baik.

“Saya yakin dan berharap nantinya alumni Sekolah Kebangsaan ini mampu memenuhi komponen tersebut jika ada yang menjadi pemimpin dimanapun berada terutama di ruang publik”, ujarnya.

Sementara itu, Rektor UMM Ahmad Fauzan mengatakan bahwa, munculnya fenomena kebangsaan dan menjadi trend saat ini lebih dikarenakan atas keprihatinan terhadap kondisi bangsa saat ini. Ia mengkritik munculnya masalah psikososial dimana masyarakat saling mempertanyakan dan mempersoalkan komitmen kebangsaan.

Menurutnya, sikap Muhammdiyah tentang bangsa dan negara cukup jelas. Muhammadiyah harus mampu bergaul dengan siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

“Muhammdiyah harus hadir sebagai solusi bangsa, karena menjadi bagian dari bangsa”, jelasnya.

Sejumlah 25 peserta terjaring sebagai siswa Sekolah Kebangsaan angkatan pertama ini. Mereka berasal dari seluruh unsur Muhammadiyah, seperti PCM, PRM, PCA, Pemuda Muhammadiyah dan Kokam. Sekolah kebangsaan ini selanjutnya berjalan selama 8 kali pertemuan ke depan. [min]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *