Inspirasicendekia.com, MALANG – Kreator film pendek berbakat muncul dari kalangan pelajar asal Malang. Belum lama ini, siswa MTsN 1 Gondanglegi (Masanega) Kabupaten Malang berhasil memenangi Festival Video Edukasi (FVE) Kemendikbud 2019 kategori pelajar.
Terpilihnya karya film garapan siswa Masanega sebagai juara festival ini setelah pengumuman sesuai Keputusan Dewan Juri FVE 2019 belum lama ini. Video berjudul ‘Ra Ji Ra Beh’ ini ditetapkan sebagai 4 besar finalis terbaik atau juara harapan 1 dalam festival ini.
“Film yang kami kirim berdurasi 10an menit. Pesan edukatifnya tentang kepedulian dan peka pada sesama, berbagi dan tidak terlalu memaksakan kehendak,” kata Sabrina Ayu, salah seorang siswi Masanega anggota tim pembuat film ‘Ra Ji Ra Beh’, Selasa (13/8/2019) siang.
Film pendek ‘Ra Ji Ra Beh’ karya pelajar Masanega ini melibatkan enam siswa, yakni Viola Amanda Tarisa (sebagi tokoh utama), Sabrina Ayu (penulis naskah), Azirra Fazah Faizatunnisa’ (sutradara), dan tiga lainnya, Meisya Artika Putri, Merliana Kafka Nafisa dan Marelda Mutiara Addin, sebagai pemeran pembantu.
Dikatakan Sabrina Ayu, film pendek ini bercerita tentang penggunaan uang kas kelas, antara dibagi atau untuk bermain sekelas. Tetapi, akhirnya disepakati dibagi, karena kebetulan dibutuhkan untuk keperluan sekolah si Manda (tokoh utama). Kebetulan, orang tuanya menjadi buruh migran dan ia butuh untuk biaya sekolah.
Klimaksnya, lanjutnya, si Manda ingin uang dibagi tapi malu pada semua temannya, yang mayoritas ingin digunakan untur bermain.
Azirra Fazah, sang sutradara menambahkan, film edukatif ini digarap dalam waktu 2-3 minggu. Pengambilan gambar harus dilakukan beberapa kali, di sekolah dan di rumah si tokoh pemeran.
“Kendalanya, akting belum biasa, jadi adegan harus beberapa kali di-cut (diulang). Hafalan teks juga susah,” ungkap Azirra diamini teman satu tumbuh.
Selain kebanggaan bisa terpilih sebagai pemenang, banyak pengalaman dan pelajaran didapatkan selama proses membuat film pendek ini. Bagi Azirra Fazah dan teman-temannya, kerja sama dan sikap lebih mementingkan tugas bersama, lebih dirasakan daripada kepentingan pribadi.
Dengan prestasi ini, mereka juga berharap dan termotivasi punya karya film lebih banyak lagi. Namun, selama ini di sekola tidak diwadahi ekskul khusus pengembangan bakat film, sehingga mereka pun ingin dibuka ekskul ini nantinya. [rul]