Fashion Kresek, Drama Kolosal, hingga Festival Egrang

upcara bendera-sungai KontoBanyak cara yang dilakukan oleh warga masyarakat Indonesia dalam merayakan peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Selain upacara peringatan Detik-detik Proklamasi, berbagai lomba dan acara juga memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan ini. Mulai lomba tradisional hingga yang unik dan kreatif coba disuguhkan semua lapisan masyarakat.

Yang tradisional biasaya berbentuk lomba nyunggi tempeh, balap karung, atau lari kelereng dalam sendok. Di Kota Batu misalnya, festival Kemerdekaan diramaikan oleh sekitar 1.300 anak yang berjalan lambat menggunakan egrang. Peserta festival Egrang yang baru pertama kali diadakan di Kota Batu ini adalah siswa-siswi pilihan dari SD dan SMP di Kota Batu.

Lain halnya, Kirab Nusantara yang diikuti tidak kurang dari 70 kendaraan hias bertema budaya. Selain mobil hias, Kirab Nusantara juga dimeriahkan oleh penampilan belasan kelompok seni seperti seni barongsai, kuda lumping, pencak silat, sakerah, reog, dalang, hadrah, tongtong dor dan masih banyak lagi komunitas seni lainnya yang ikut memeriahkan jalannya Kirab Nusantara ini.

drama kolosal-okeTak kalah kreatif, adalah lomba dance dan fashion show seperti yang diadakan di SMPK Sang Timur Kota Malang. Lomba fashion show digelar bertemakan cinta lingkungan yang mengharuskan peserta membuat kreasi busana berbahan tas kresek. Alhasil, kreasi kostum beraneka bentuk berbahan kresek diperagakan. Busana tas kresek yang digunakan warnanya merah dan putih yang melambangkan bendera nasional Indonesia.

Perayaan HUT RI juga dilakukan secara berbeda oleh 12 anggota penggemar olahraga rafting yang tergabung dalam kelompok Kampung Pujon Rafting dengan menggelar upacara pengibaran bendera dilakukan di sungai Konto. Selain bertujuan mengisi kemerdekaan secara positif, kegiatan ini juga diharapkan menyebarluaskan ajakan merawat kelestarian alam.

Nasionalisme lainnya juga tampak dalam kemerihan peringatan HUT Kemerdekaan yang dilangsungkan di SMPN 1 Dampit, dimana semua siswa berpakaian Merah-Putih terus menerus mengibar-kibakan bendera kecil yang ada di tangan mereka sambil menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.

Dalam upacara Detik-detik Proklamasi di satdion Kanjuruhan, Kepanjen, pengibaran Merah-Putih dilakukan oleh paskibra yang dibentuk oleh Dispora Kabupaten Malang. Sebagai petugas pembawa bendera duplikat adalah Anggita Putri Anggraini, siswi SMAN 1 Kepanjen, dan pengibar bendera adalah Rizal Bahtiar WP (siswa SMKN 1 Singosari), Ilham Akbar Zulkarnaen dan Ezar Widiadaya (keduanya dari SMAN 1 Kepanjen). Selain itu, juga diperagakan drama kolosal penampilan dari siswa-siswi SMA Islam Kepanjen bekerjasama dengan FKPPI dan juga masyarakat Kepanjen.

Selain jajaran pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang, upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 juga diikuti oleh pasukan gabungan dari TNI/POLRI, PGRI, Korpri, LVRI dan juga pelajar. Tepat pukul 10.00 WIB detik-detik proklamasi kemerdekaan ini ditandai dengan bunyi sirine selama satu menit, dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ketua DPRD Kabupaten Malang Hari Sasongko. (*)

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *