Empati Tragedi Kanjuruhan, Suarakan Keadilan hingga Pita Hitam Kemanusiaan

MALANG – Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, yang menewaskan 131 korban jiwa, menyisakan keprihatinan dan duka mendalam bagi banyak kalangan.

Berbagai aksi kemanusiaan dilakukan, sebagai wujud empati sekaligus harapan agar tragedi kelam ini tetap ada keadilan, tidak terlupakan begitu saja.

Ribuan pelajar SMK Muhammadiyah 7 (SMK Mutu) Gondanglegi misalnya, menggelar salat gaib dan doa bersama, yang dilakukan di lapangan Titanium Building, Jumat (7/10/2022).

Usai doa bersama, ribuan pelajar ini kemudian aksi empatinya dengan menyanyikan bersama lagu Malang Tanah Kejayaan dan Salam Satu Jiwa.

Sebelumnya, aksi serupa juga dilakukan puluhan pemuda yang tergabung dalam Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Malang.

Doa dan aksi kemanusiaan korban Tragedi Kanjuruhan seperti dilakukan puluhan pemuda, yang tergabung dalam IPM, Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan dan Nasyiatul ‘Aisyah Kabupaten Malang.

 

Mereka menggelar salat gaib dan doa bersama, di Masjid Nurul Hidayah Kepanjen. Empati kemanusiaan ini kemudian dilanjutkan orasi dan renungan bersama, tepat di depan monumen Patung Singa di komplek Stadion Kanjuruhan.

“Kami menuntut, agar mengusut tuntas, ada yang bertanggung jawab atas terjadinya Tragedi 1 Oktober di Kanjuruhan ini!,” demikian tuntutan dalam orasi dan renungan yang disampaikan perwakilan peserta dalam aksi tersebut.

Empati duka kemanusiaan juga ditunjukkan ribuan pelajar SMKN 1 Turen. Setiap siswa, mencantumkan pita hitam tanda berduka di seragam sekolah mereka.

Para pelajar ini juga dengan hidmat melakukan tahlilan baca surat Yasin dan doa bersama, di lapangan semi indoor SMKN setempat. Suasana duka dan haru pecah selama kegiatan ini, banyak pelajar tak kuasa menahan tangis atas sepeninggal 131 jiwa akibat Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. [amien]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *