Inspirasicendekia.com, MALANG – Cabor bela diri baru yang memadukan beberapa jenis teknik bela diri sekaligus terlahir di Kabupaten Malang. Hapkiboxer, bela diri yang menggabungkan taekwondo dan kickboxing, kini terwadahi dalam cabor baru.
Pelatih Hapkiboxer Robby Cahyadi mengungkapkan, cabor ini merupakan beladiri kombinasi dari taekwondo, hapkido dan kickboxing. Cabor hapkiboxer di bawah naungan Sangrok Indonesia yang berinduk pada Sangrok dunia melalui Sangrok Jerman.
Seperti halnya cabang sangrok dunia di berbagai negara, menurutnya sistem latihan menyesuaikan kebutuhan anggota. Robby mencontohkan, pelajar yang membutuhkan prestasi maka Sangrok Indonesia bisa menyalurkan melalui cabor kickboxing.
Sedangkan, lanjut Robby, masyarakat umum atau anggota sekuriti dan sejenisnya, bisa mengenyam latihan dengan materi hapkido serta beberapa teknik taekwondo dan kickboxing sesuai kebutuhan.
“Khusus untuk perempuan latihan fokus pada cardiovascular dan beladiri praktis. Seperti menghindari pelecehan seksual, ancaman senjata, atau bullying,” katanya.
Dikatakan, hapkiboxer awal berdiri di kabupaten Malang tepatnya kecamatan Gondanglegi dan dirintis sejak tahun 1999 silam. Kini, bela diri ini tersebar di seluruh Malang raya serta Kota Pasuruan dan sekitarnya.
Sejarahnya, kata Robby, bela diri dirintis berawal dari keprihatinan pada saat itu Gondanglegi menjadi zona merah darurat narkoba dan angka pengidap HIV tertinggi.
“Salah satunya, disebabkan kurangnya kegiatan pemuda terutama di bidang olahraga. Nah, kami himpun pemuda dengan kegiatan positif berlatih bela diri ini,” beber pendiri Sangkrok Indonesia ini.
Tak hanya pelatih lokal, pelatih taekwondo yang menbackup Hipkoboxer juga dari Jerman dan menjadi tim pelatih di Sangkrok Jerman. Ia sebenarnya berkebangsaan Indonesia dan menjadi warga Jerman. Namanya Bimo Hernowo, dan master utamanya Frank Hauffe yang merupakan veteran tentara Jerman. [min]