Inspirasicendekia.com, MALANG.KAB – Harus bekerja memang bukan menjadi alasan Feni Handayani (18) memilih sekolah di SMA Terbuka Kepanjen. Namun, baginya, sekolah di SMA yang diselenggarakan jarak jauh ini cukup membantunya meringankan beban orang tua yang kurang mampu membiayainya jika sekolah reguler.
Feni Handayani adalah salah satu pelajar angkatan pertama yang bisa mengikuti dan menyelesaikan belajar di SMA Terbuka Kepanjen jarak jauh secara gratis hingga akhir. Hari ini, Kamis (25/5), ia pun dinyatakan lulus dan mengikuti Purnawiyata I SMA Terbuka Kepanjen di Sekolah Induk SMAN 1 Kepanjen, Kabupaten Malang.
Lulusan SMPN 1 Gondanglegi ini pun berhasil meraih nilai UN tertinggi, yakni 306,5 dengan rata-rata 76,63. Sedangkan, nilai tertinggi bidang studi yang didapatkannya ada pada Sosiologi 84.
“Awalnya ingin sekolah lain, namun akhirnya pilih SMA Terbuka. Pembelajaran secara online bisa saya ikuti di rumah. Selain itu, di TKB (Tempat Kegiatan Belajar) dilakukan seminggu 2 kali,” terangnya usai acara purnawiyata, Kamis (25/5).
Selama menjadi peserta didik SMA Terbuka Kepanjen, Feni belajar di TKB Bululawang dan belajar menempati ruang kelas di SDN Senggrong 02. Dengan pembelajaran online menggunakan aplikasi learning management system (LMS), ia harus menguasai materi pelajaran yang diupdate sepekan sekali. Materi dan tugas selalu ada dan siswa diminta meresume inti pelajaran.
“Awal-awal enggak bisa belajar online. Setelah dikasih pelatihan khusus tentang LMS baru mengerti. Soal ketuntasan dan penguasaan materi tergantung siswa dan tutor, materi bisa habis lebih cepat. Selama ini, komunikasi pendampingan dengan guru bina enak karena bisa langsung,” imbuhnya.
Meski cukup mudah komunikasi untuk konsultasi pelajaran jarak jauh, menurut pelajaran Matematika yang lebih rumit. Jika ia mendapati kesulitan memahami materi dan soal latihan pelajaran ini, maka harus difoto terlebih dulu bari dikirim filenya lewat pesan whatsapp atau lainnya. Untuk belajar online ini, ia berbekal tablet dan paket pulsa internet 1,25 GB per bulannya.
“Alat tablet dipinjami sekolah dan paket pulsa dibelikan pengelola. Kendalanya kadang pengisian pulsa gak langsung terkirim. Internet sesekali juga mengalami lemot,” terang Feni.
Dengan jumlah angkatan lebih dari 100 siswa teman satu angkatannya, yang bertahan hingga lulus hanya 75 orang. Putri pasangan Wahyu Ahmad Mustofa dan Rohmatul Jannah ini berencana bekerja dulu 6 bulan sampai 1 tahun. Baru kemudia ia berniat melanjutkan kuliah dengan memilih prodi psikologi.
Selain Feni, dua siswa lainnya juga ditetapkan sebagai peraih 3 besar siswa terbaik UNBK. Yakni, Arif Eko Cahyono dengan total 280.5 dan Muhamad Rusdi dengan nilai 259.5. Sementara, Slamet Puji Santoso tercatat meraih nilai Ujian Sekolah tertinggi dengan skor 1127.5. [min]