Aliya Nurlela, Pegiat Literasi Sejati Berkisah Sejak Belia, Kini Jadi Novelis

Inspirasicendekia.com, MALANG – Aktif menulis dan giat berliterasi menjadi modal bagi seorang Aliya Nurlela untuk menjadi penulis fiksi. Kisah pengalaman dalam kondisi yang dimiliki, menjadi kekuatan dan motivasi tersendiri bagi perempuan ini konsisten dalam dunia yang digeluti.

Ya, Aliya Nurlela awal menulis hanya mencoba berkisah tentang apa yang dialaminya kala itu. Dalam tulisan buku novel pertamanya, “Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh”, ia pun berkisah banyak hal dalam masa-masa kelam dan perjumpaannya dengan seseorang yang begitu menginspirasinya dalam berkaya. Dalam novel lainnya, “Senyum Gadis Bells Palsy,” kisah kesehariannya yang ‘terasing’ akibat sakit yang dialami, juga kental tertulis dan dikisahkan Nurlela.

“Novel berjudul ‘Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh’ yang saya tulis dan terbit tahun 2014 menjadi karya fiksi pertama saya,” demikian Aliya Nurlela, Ahad (30/4).

Selanjutnya, selama tiga tahun terakhir, fokus tulisan fikasi Aliya banyak pada novel serial. Ia pun tergolong penulis fiksi yang produktif. Meski bukunya sendiri belum diterbitkan, penggalan cerita bersambung dalam novel serial ini sudah banyak dishare dan banyak mendapatkan apresiasi pembaca.

Aliya Nurlela, Pegiat Literasi Sejati Berkisah Sejak Belia, Kini Jadi NovelisKini, dengan komunitas Forum Aktif Menulis (FAM) yang digagasnya, sudah puluhan buku fiksi yang telah ditulis bersama anggota komunitas lainnya dan banyak yang telah diterbitkan. Menurutnya, baru-baru ini, FAM tengah menerbitkan 60 judul buku. Ada tulisan novel, kumpulan cerpen, termasuk tulisan nonfiksi dan beberapa judul antologi.

“Saya lagi sibuk menerbitkan buku penulis lain, sampai-sampai naskah sendiri kok lupa diterbitkan,” selorohnya.

Bagi Aliya Nurlela, menulis bukan lah dunia yang asing. Ia bahkan sudah akrab dengan literasi dan karya tulis sejak belia.

“Menulis sudah menjadi hobi. Saya suka menulis sejak kecil, tapi baru kirim karya ke media di usia 14 tahun dan baru menerbitkan buku saat usia 30an tahun,” akunya.

Meski begitu, ia merasakan menulis seperti sudah menyatu dalam dirinya. Karena itu pula, selamanya ia bertekad akan menulis. Dan kini, menulis menjadi profesinya terlebih setelah ia mendirikan penerbitan itu. Berkat menulis pula, lahirlah Dapur Ernesto Management (DEM) yang terinspirasi dari novel yang ditulisnya.

Kemampuan dan keseriusannya berkarya dan menulis pula yang mengantarkan Aliya memperoleh penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif NOVA 2016 kategori Seni dan Budaya di Bandung. Ini setelah ia menyisihkan 2.800 peserta dari seluruh Indonesia. Penghargaan diserahkan langsung isteri Walikota Bandung Ibu Ridwan Kamil. [min]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *