Belajar mengaji biasanya dilangsungkan di musala, surau, madrasah diniyah. Akan tetapi, belajar mengaji ternyata bisa juga dilakukan dengan lebih menyenangkan di luar ruangan. Cara ini lah yang juga digunakan Rumah BBM Al-Fath. Dengan hanya beralas tikar di atas paving beton dikelilingi belukar rumput liar, belajar sudah bisa dilakukan oleh belasan anak yang menjadi binaannya.
“Bismillahir rahmaanir raahim, alhamdulillahirabbil ‘aalamin,” demikian kalimat pembuka yang disampaikan Devi Aulia Rohim, seorang penggagas rumah belajar, bermain dan mengaji Rumah BBM Al Fath. Devi, begitu dia disapa, bersama sang suami, Beny Eko Rahmatullah, mendirikan Rumah BBM di Perumahan Bumi Tegal Besar (BTB) Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, sejak empat bulan terakhir.
Awalnya, pasangan ini ingin agar stigma belajar mengaji yang dianggap membosankan hilang dan menjadi sebuah proses belajar yang menyenangkan. Konsep awalnya adalah bagaimana anak-anak itu dapat mengaji dengan cara yang asyik dan menyenangkan.
Devi dan sang suami dibantu dua orang relawan yang turut mendampingi anak-anak mengaji. Keduanya tinggal tak jauh dari Rumah BBM itu. BBM Al Fathmengajari 25 anak yang dibagi dalam tiga kelompok belajar. Pertama kelompok usia balita, kelompok usia 6–8 tahun dan kelompok 8 tahun keatas.
Menurutnya, pola yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah pola pendidikan keluarga. Sehingga dalam penyebutan istilah ustadz dan ustadzah dibumbui sebutan keluarga seperti ‘om’ dan ‘tante’. Belajar mengaji di Rumah BBM tak melulu tentang baca tulis huruf arab. Di sini anak-anak juga diperkenalkan dengan kegiatan lain, seperti menggambar, bernyanyi, serta berpuisi. Sesekali anak-anak juga diajak belajar di luar ruangan, di tempat terbuka di ujung perumahan BTB. Ini dilakukan bergantung kondisi anak-anak, kadang seminggu sekali atau dua kali belajar di luar ruangan.
Menempati sebuah rumah tipe 42 blok DJ perumahan BTB, bangunan berpagar itu ditata sedemikian rupa. Ada papan tulis, lafadz-lafadz berhuruf arab, dan sejumlah kalimat motivasi yang ditempel di dinding. di bagian belakang ruangan tersedia rak buku yang biasanya menjadi tempat membaca anak-anak usai mengaji. Sejumlah mainan juga disediakan untuk mengusir kepenatan anak paska belajar.
Tahun depan, Rumah BBM ini berencana membuat program tahfidzul quran yang mereka sebut Rumah Tahfidz. Tujuannya ingin ‘membumikan’ al-qur’an juga dengan cara yang menyenangkan. (*)