Inspirasicendekia.com, MALANG – Madrasah tidak lagi kelas kedua dalam hal keunggulan dan prestasinya. Guru madrasah juga bisa berprestasi dan memiliki kemampuan hebat layaknya yang lain.
Ini setidaknya yang ditunjukkan Dr Abd Aziz Tata Pangarsa MPd, guru MI Miftahul Abror Karangploso Kabupaten Malang. Abdul Aziz tercatat sebagai nominator seleksi grandfinal Anugrah Konstitusi Guru PPKn Berprestasi tingkat nasional 2018 di Bogor.
Rangkaian seleksi Anugerah Konstitusi 2018 ini sendiri selama 5-10 November 2018, dan diselenggarakan atas kerja sama Mahkamah Konstitusi, Kementerian Agama RI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selama sepekan ini, guru muda kini tengah menjalani rangkaian kegiatan Anugrah Konstitusi dan menjadi salah satu finalis dari total 36 nominator se Indonesia. Ia harus mempresentasikan karya tulis dan pengalamannya sebagai pendidik sesuai tema yang sudah ditentukan.
“Ada 3 penilaian dalam seleksi Anugrah Konsitusi guru berprestasi nasional ini. Yakni, portofolio, karya tulis ilmiah dan evaluasi diri,” demikian Abdul Aziz Tatapangarsa, melalui pesan whatsapp ponselnya, Selasa (6/11) sore.
Meski masih muda, selama menjadi pendidik Abdul Aziz cukup mempunyai pengalaman berarti. Tahun 2015 silam, ia merupakan juara 1 seleksi guru berprestasi tingkat Jawa Timur. Tetapi, saat itu ia masih gagal mewakili provinsi Jatim untuk mengikuti lomba guru berprestasi tingkat nasional.
“Sempat waktu itu saya putus asa, emosi dan kecewa berat karena hal tak semestinya. Tetapi, saya positive thingking saja, dan yakin ada hal lain yang lebih baik yang akan saya terima kelak,” kenangnya.
Pada 2017, tak disangka ia berkesempatan ditugaskan oleh Kementerian Agama RI dalam kapasitas sebagai guru berprestasi Jawa Timur, untuk mengikuti diklat di Bogor. Beberapa waktu kemudian, Andil Aziz lalu diundang ke Jakarta untuk bertemu Menteri Agama RI.
Alumnus program Doktor Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang ini lalu mendapatkan amanat untuk berbagi pengalaman kepada guru di daerah pedalaman, tepatnya di Tarakan Kalimantan Utara, dalam program visiting teacher oleh Direktorat GTK Kementerian Agama RI.
“Bagi saya hal tersebut pantas disyukuri, karena tidak semua orang berkesempatan untuk itu,” tegas Doktor ke-174 UIN Maliki Malang yang resmi disandangnya 11 Januari 2018 lalu ini.
Pengabdian sebagai guru paling berkesan dialami Abdul Aziz saat ditugaskan di MI Miftahul Huda, yang berada di Desa Sumberputih Kecamatan Wajak, wilayah timur Kabupaten Malang. Selama setidaknya 11 tahun, pengabdian ini dijalaninya penuh suka duka dengan jarak tempat mengajar 50 kilometer dari domisilinya.
“Siapa pun bisa mendapatkan kesuksesannya walau pernah gagal. Guru madrasah juga bisa berprestasi,” demikian Abdul Aziz. [min]