6 Juta Popok Bekas Bayi Dibuang di Brantas, Warga Terancam e-Coli

6 Juta Popok Bekas Bayi Dibuang di Brantas, Warga Terancam e-Coli

Inspirasicendekia.com, MALANG – TEROR bahaya popok bekas di Kali Brantas nyata terjadi. Brigade Evakuasi Popok (BEP) Ecoton mencatat setiap batita sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas menggunakan hingga 9 popok perhari. Sampah popok yang mengandung bakteri Ekoli (e-coli) ini pun mengancam kesehatan juataan warga.

Brigade Evakuasi Popok (BEP) yang dibentuk Ecoton (lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) pun prihatin dengan kondisi ini. Dari hasil survey yang dilakukannya, setiap batita sekitar DAS Brantas menggunakan 4-9 popok dalam seharinya. Jika semua popok bekas dibuang di sungai, volumenya bisa mencapai 3-6 juta/hari. Akibatnya, Kali Brantas bisa tenggelam oleh timbunan sampah popok bayi dan ini akan menjadi sumber polutan penting di sungai terbesar di Jawa Timur ini.

Koordinator relawan BEP Ecoton Aziz mengungkapkan, telah dilakukan survey ekologis dan sampah di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kota Malang. Dari 9 kota/kabupaten yang dilewati oleh Kali Brantas, didapati Brantas menjadi tempat pembuangan popok bayi bekas, termasuk popok orang dewasa dan pembalut wanita).

Dikatakan, dominasi sampah popok bekas adalah popok bayi (98%), popok dewasa (1,9%) dan sisanya pembalut wanita. Di Kali Surabaya, BEP juga menemukan sampah kondom di dalam aliran sungai.

Menurut Aziz, popok-popok yang berhasil dievakuasi BEP masih banyak tertempel kotoran bayi (feses) yang njembret, sebagian dalam kondisi kering. Menurut hasil pantauan, lanjutnya, Kota Malang dan Kota Batu termasuk daerah penuh tumpukan popok bayi yang dibuang di sekitar jembatan. Di Kota Malang sendiri, katanya, sampak popok bayi ada di Jembatan Kutho Bedah Jalan Muharto.

“Sekitar 85 persen tumpukan sampah di kaki jembatan ini dipenuhi popok bayi, sisanya adalah bangkai ayam, plastik dan sampah organik. Dalam aksi pengumpulan sampah yang diikuti enam relawan kemarin Selasa (29/8), sekitar 2,5 kuintal popok terkumpul dari di bawah jembatan. Kami juga membawa sebagian ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Malang,” ungkapnya.

Saat menyambangi DLH, relawan BEP ini ditemui Agus selaku kepala Dinas Lingkungan Hidup. Menurut Aziz, pihaknya berharap dilakukan evakuasi popok di kawasan DAS Kali Brantas yang melalui 15 kota/kabupaten di Jatim. Pemerintah (Pemkot/pemkab se DAS Brantas, Pemprov Jatim dan Pempus (PUPR dan KLHK) juga didorong untuk membangun sanitary landfill khusus popok (penanganan sampah popok) secara paripurna dan tidak asal.

“Kami mendorong Pemerintah untuk segera melakukan pembersihan popok yang ada di Kali Brantas sepanjang 330 kilometer. Juga harus disusun kebijakan Pembebasan Sungai Brantas dari Popok Bayi,” tegasnya.

Seperti dilansir di situs cakrawala.com, popok mengandung zat e-Coli yang berbahaya bagi ikan dan manusia. Zat e-coli telah menyebabkan 30 persen ikan di Sungai-sungai di Surabaya mengalami intersexsual (kelamin ganda, red) akibat zat ekolin. Tentunya, ini juga berbahaya jika dikonsumsi manusia. [min]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *