Anak-anak di Kabupaten Malang bakal lebih terjaga asupan gizinya, terutama untuk konsumsi susu. Usulan Komisi B Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan DPRD Kabupaten Malang, terkait kegiatan minum susu bersama di sekolah ini mendapat respon positif Kepala Daerah Kabupaten Malang.
Wakil Bupati Malang, M Sanusi menegaskan, pemerintah sangat mendukung adanya usulan gemar minum susu tersebut. “Kegiatan tersebut (minum susu) di sekolah, selain untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak- anak, juga mensejahterakan kehidupan peternak sapi di Kabupaten Malang,” tuturnya, Sabtu (27/2/2016).
Abah Sanusi menambahkan, susu yang dibagikan ke Sekolah nantinya harus berupa susu segar dan juga sudah lulus uji laboratorium.
“Ya nantinya susunya harus susu segar bukan yang kalengan, dan telah mendapat sertifikasi halal serta lolos uji laborat untuk aman dikonsumsi,” tambah Wakil Ketua Dewan Syuro DPC PKB Kabupaten Malang tersebut. Mengenai pembiayaan pengadaan susu, pihaknya menyerahkan kepada Pihak Badan Anggaran DPRD Kabupaten Malang.
“Ya terserah DPRD nanti apakah seluruh biaya ditanggung APBD atau ada iuran dengan pihak sekolah dan siswa untuk pengadaannya,” terang Abah Sanusi. Diungkapkan anggota Komisi B Kabupaten Malang, Hadi Mustofa, pihaknya akan memperjuangkan untuk pengadaan susu itu gratis untuk para siswa.
“Kami akan coba bekerjasama dengan Pemkab Malang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak), serta Dinas Pendidikan untuk meralisasikan hal tersebut,” terang Hadi.
Sebelumnya, wacana ini telah dibahas sejumlah anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang dalam rapat kerja bersama segenap jajaran Dinas Peternakan dan Pendidikan, Kamis (25/2/2016). Dalam raker yang digelar di ruang Komisi B tersebut, dihasilkan rencana pencanangan Gerakan Gemar Minum susu bagi anak Usia Sekolah Dasar oleh Pemkab Malang.
Diungkapkan Hadi, dengan gemar meminum susu, katanya, diharapkan akan meningkatkan konsentrasi dan daya pikir anak sekolah.
“Kami melihat bahwa minat anak usia dini untuk minum susu segar sangat kurang. Padahal ini sangat baik untuk kesehatan dan peningkatan daya pikir mereka. Malahan kebanyakan lebih suka yang hasil pabrik, dari pada yang susu segar eceran,” jelas Hadi.
Jika hal ini jadi direalisasikan, lanjut Gus Thop, sapaan akrabnya, maka akan sekaligus meningkatkan nilai keuntungan swadaya para pelaku usaha sapi perah dan olahan susu.
“Kalau kita lihat anak sekarang ini lebih suka susu yang kemasan dari pada susu yang segar. Juga sukanya camilan yang kurang sehat, ini tidak baik untuk usia sekolah dasar. Ya paling tidak, diberi minuman susu segar seminggu sekali setelah upacara senin kan bagus,” paparnya.