MI Al-Ikhlas Kepanjen Layani Pendidikan Ramah di Alam Terbuka

Pendidikan yang diselenggarakan di dalam gedung banyak ditemui jumlahnya. Bahkan, tidak sedikit sekolah berlomba-lomba membangun gedung mewah dan melengkapi fasilitasnya. Akan tetapi, lain halnya dengan MI Al-Ikhlas Kepanjen, Kabupaten Malang, yang menyelenggarakan pendidikan di alam terbuka.

Jam menunjukkan sekitar pukul 11.00 WIB saat Tabloid Cendekia berkunjung ke MI Al-Ikhlas Kepanjen. Tampak anak-anak beraktivitas di dalam bangunan dari bambu yang menyerupai gazebo. Sebagian anak bermain dan berlarian di lapangan kecil madrasah yang berdekatan dengan persawahan dan perkebunan tebu milik warga Jenggolo, Kecamatan Kepanjen ini.

Rupanya, anak-anak ini sedang menikmati waktu istirahat sekolah. Ada enam bangunan gazebo, yang ternyata menjadi kelas yang dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan belajar-mengajar sehari-hari di sekolah alam ini. Meski belajar dengan lesehan beralaskan karpet seadanya, sebagian mereka tampak betah berada di dalam kelas gazebo semi terbuka ini. Tidak ada rasa pengap di dalam gazebo ini pastinya. Sebaliknya, udara sejuk pinggir areal persawahan yang memanjakan siswa selama belajar.

Suharto SPd, guru kelas II MI Al-Ikhlas mengungkapkan, anak-anak cukup terbiasa belajar di alam terbuka dalam kelas gazebo ini. Hanya saja, pada kelas rendah seperti anak kelas dua, ia harus lebih telaten untuk mengkondisikan kelas setiap awal pelajaran.

“Anak-anak belajar lesehan dengan bangku kecil sebagai meja. Karena berdempetan, kadang ada saja anak yang usil pada temannya. Saya harus sering mengkondisikan sebelum pembelajaran,” terang guru yang sudah lima tahun mengajar ini.
Hanya, tambah Suharto, saat musim hujan, saat lebat, kadang siswa tetap merasakan kedinginan.

Terpisah, kepala MI Al-Ikhlas Kepanjen Evi Wahyu Astutik mengungkapkan, model sekolah di tempat terbuka ini disengaja sebagai perwujudan pendidikan yang ramah, khususnya ramah lingkungan. Karena itu pula, katanya, pembelajaran yang dilangsungkan menghadapkan anak langsung dengan alam terbuka dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Sekolah di tempat terbuka ini juga untuk menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan.

“Sekolah ini menjadi wujud sekolah tanpa sekat dan ruang. Dengan dihadapkan langsung pada alam dan pengalaman lingkungan, potensi anak-anak bisa lebih leluasa dieksplorasi,” terangnya.

Ditambahkan Bunda Evi, memanfaatkan media alam dipraktikkan saat pembelajaran apapun. Termasuk Matematika dan IPA. Seperti, mengajak siswa mengenal jenis-jenis tumbuhan sekaligus menghitung jumlah daunnya sesuai arahan guru.

Menariknya, sekolah yang awalnya menempati gedung pinjam pakai ini tetap diminati masyarakat setelah berpindah di pinggir areal persawahan dua tahun terakhir. Ini setidaknya terlihat dari jumlah peminat setahun terakhir. Total jumlah siswa MI Al-Ikhlas 104 anak, dengan rata-rata siswa per kelas 16-18 siswa. Tetapi, siswa baru yang kini kelas I jumlah rombel besar, berisi 24 anak.

Prestasi siswa sekolah yang menempati areal lahan 1.675 meter persegi ini pun bisa bersaing dengan siswa sekolah lainnya. Sebut saja, meraih juara 1 Kaligrafi Porseni MI Kabupaten Malang Kemenag 2014 lalu yang diraih Ummar Izzatu Robbani. (min)

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *