Inspirasicendekia.com, MALANG – Pekembangan zaman digital selalu menghadirkan sejumlah tantangan profesi baru bagi generasi milenial. Sebagai segmen terbesar yang punya peluang menggeluti profesi ini, anak muda bisa berlomba menelurkan kreativitas dalam berbagai media digital yang ada.
Kreativitas di jagad media digital diantaranya bisa menjadi Vlogger, Blogger, Inlfluencer, Content Creative dan Social Media Specialist. Kaskus yang merupakan situs komunitas online terbesar di Indonesia menjadi contoh sukses berkreasi di era digital ini. Situs komunitas ini dikelola influencer Hujwiriawan Ewing (Ewing HD) dan Wahyu Naufal (WN Naufal).
Keduanya merupakan mahasiswa yang sukses memulai profesi sebagai influencer melalui Kaskus. Menurut Ewing HD, saat ini tidak ada alasan bagi anak-anak muda untuk tidak memulai menjadi seorang konten kreator.
“Sekarang kita sudah dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang ada di smartphone, jadi kita bisa bikin konten di mana aja,” jelas Ewing HD, saat berbagi informasi dan kiat sukses berkarya melalui Kaskus di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (14/3).
Jika Ewing berkarya dengan cara membuat dan membagikan video-video horor, Naufal lebih memilih menyalurkan kegemarannya pada kisah horor melalui tulisan. Naufal telah menulis thread di Kaskus sejak tahun 2016 dan ia telah berhasil membukukan cerita yang ia bagikan di Kaskus dengan judul 100 Tahun setelah Aku Mati.
Naufal mengungkapkan, hal paling penting dalam menulis itu adalah niat yang kuat untuk melanjutkan menulis. Bagi mahasiswa asal Yogyakarta ini, jika sudah ada niatan konsisten untuk melanjutkan menulis, maka memulai menulis bukan hal yang sukar.
“Yang paling penting itu niat lanjutin nulis, bukan niat nulisnya,” jelasnya.
Sementara itu, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UMM Joko Widodo juga mengisahkan kesuksesan mahasiswa UMM bernama Luluk HF yang membagikan tulisan yang dibagikan di media online. Semua tulisannya lalu dbukukan dalam bentuk novel, hingga diangkat ke layar lebar oleh salah satu rumah produksi ternama. Dosen mata kuliah Kreasi Sastra ini pun mengajak mahasiswanya untuk memosting puisi atau cerita pendek (cerpen), hasil penugasan kuliah di blog pribadi atau laman facebook masing-masing mahasiswanya.
Tantangan profesi sebagai konten kreator kini juga sangat digandrungi utamanya oleh anak muda yang berstatus mahasiswa. Dosen Ilmu Komunikasi (IKOM) UMM Nurudin juga mengajak mahasiswa terus menulis tanpa banyak waktu untuk merenung.
“Jangan menunda untuk menulis, karena setiap tulisan punya pasarnya sendiri-sendiri,” terang dosen yang juga penulis buku Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital.
Ditambahkan Nurudin, menulis itu tidak perlu melulu yang harus ada temanya baru bisa menulis. Mahasiswa sekarang suka jalan-jalan dan mengabadikan melalui foto, hal tersebut sudah dapat dijadikan bentuk tulisan tentang pengalaman pribadi. Jika tulisan itu dapat dibungkus dengan unik, maka pembaca akan terus menunggu tulisan-tulisan baru kita yang selanjutnya. (*/min)