Hidayah Susatri MPd (kiri merah)
Inspirasicendekia.com, MALANG.KAB – Kesempatan berharga diraih seorang guru Matematika asal Kabupaten Malang, Jawa Timur. Berkat prestasinya, Hidayah Susatri MPd, guru SMPN 1 Turen, terpilih menjadi peserta program Seameo Qitep in Mathematics selama 26 April-9 Mei 2017 di Yogyakarta.
Diklat yang diikuti Hidayah Susatri bernama Teacher-Made Teaching Aids (TMTA) yang diikuti sejumlah guru matematika jenjang SMP se Asean. Diklat ini diikuti seluruhnya 20 orang guru dari Indoneaia dan 10 orang dari negara-negara Asia Tenggara. Tiap peserta sebelumnya melalui seleksi dengan syarat skor TOELF minimal 450 dan pertimbangan portofolio prestasi.
Selama mengikuti program Diklat Teacher-Made Teaching Aids (TMTA) Seameo Qitep in Mathematics ini, menurutnya peserta diharuskan memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif yang baik.
“Seleksi berdasarkan kemampuan bahasa Inggris. Salah satunya dengan diwawancarai via telepon karena semua kegiatan menggunakan bahasa Inggris. Seleksinya juga online, dan ada isian prestasi yang harus diisi calon peserta,” terang Hidayah, Jumat (12/5).
Kepada inspirasicendekia.com, Hidayah Susatri mengaku mendapatkan pengalaman menyenangkan selama diklat TMTA Qitep beberapa waktu lalu. Dikatakan, ia senang bisa berbagi dengan guru-guru lain tentang teaching aids baik physical atau virtual manipulative yang memang masih sangat diperlukan dalam pembelajaran jenjang SMP. Terlebih, dalam pelajaran matematika banyak sekali materi yang abstrak.
“Alat bantu (peraga) pembelajaran tidak harus yang mahal, guru bisa membuat sendiri dari bahan sederhana yang ada di sekitar. Atau, bisa ambil dari internet untuk yang virtual banyak banget. Tinggal kemauan dari sang guru,” katanya.
Setelah diklat ini, kata Hidayah, peserta juga diminta melaksanakan action plan yang telah dibuat. Yakni, mendiseminasi hasil diklat kepada setidaknya 30 orang teman sejawat, yang rencananya akan dilaksanakan pada Juli 2017 selama 3 hari.
“Dengan teaching aids ini, pasti pembelajaran matematika menjadi lebih joyfull and meaningfull,” lanjutnya.
Soal prestasi, apa yang diraih Hudayah Susastri juga sangat layak menjadikannya terpilih program diklat guru Matematika se Asean ini. Beberapa kali ia sudah menunjukkan kompetensinya sebagai guru prestasi. Seleksi gupres pernah diikutinya tahun 2014, dan dilanjutkan mengikutu OGN (Olimpiade Guru Nasional) pada tahun 2016.
“Kalau lomba seperti guru prestasi belum banyak yang saya ikuti. Tetapi program-program lain semacam diklat nasional yang seleksinya terbuka sering dan alhamdulillah beberapa kali terjaring,” ungkap ketua MGMP Matematika SMPN sekaligus Guru Inti/Narasumber berbagai diklat kompetensi guru ini.
Pada 2012 silam misalnya, Hidayah Susastri pernah mengikui diklat ICT tingkat nasional seleksi terbuka juga di P4TK Matematika di Yogyakarta. Selama tiga tahun berturut-turut (2013, 2014, 2015) dengan syarat ngirimkan media pembelajaran, ia juga terjaring sebagai peserta diklat online P4TK Matematika Kemdikbud.
Pada 2014, ia terpilih menjadi Instruktur Nasional (IN) Implementasi Kurikulum 2013. Saat itu, katanya, dari Kabupaten Malang mengajukan 15 guru Matematika SMP, namun yang lolos hanya 6 orang. Terpilihnya menjadi IN ini berlanjut hingga saat ini.
Kemampuan membuat karya ilmiah juga menjadi kompetensi profesional yang melekat dalam diri perempuan ini. Ia pernah juga mengikutu seleksi penulis dan pemakalah artikel yang dibiayai P4TK Matematika selama tiga tahun (2013, 2014, 2015 ). Paling anyar, pada 2016 lalu ia juga menjadi IN atau Mentor Guru Pembelajar Kemdikbud. Ini setelah ia ditetapkan berdasarkan hasil UKG 2015 yang sangat baik, dengan skor 99,76.
“Di akhir tahun yang sama (2016), saya juga tidak menyangka dipanggil diklat penulis soal USBN. Dan ternyata, hanya satu-satunya guru Matematika SMP se Jatim. Kesempatan ini juga berdasarkan hasil UKG sangat baik yang saya raih,” kenangnya. [min]