Inspirasicendekia.com, MALANG – Selama kurang lebih sepekan kedepan, barangkali menjadi masa dengan harap-harap cemas bagi Ganis Alviani Yubastian, siswi kelas XI MAN Gondanglegi. Selama kurun waktu ini pula, ia harus banyak mempersiapkan diri agar mendapatkan yang terbaik seperti yang dicitakan.
Ya, Ganis merupakan satu diantara 46 pelajar MI/MTs/MA yang akan mewakilu kontingen Jawa Timur di ajang Kompetisi Sain Madrasah (KSM) dan AKSIOMA Nasional pada 6-12 Agustus 2017 mendatang. Remaja berkaca mata ini menjadi wakil Kabupaten Malang yang akan bersaing di bidang lomba pidato Bahasa Inggris. Ini setelah pada ajang Aksioma Jatim Februari 2017 lalu, ia ditetapkan sebagai juara I.
“Ya, lebih sering latihan sekarang karena waktu kompetisi sudah dekat, mas. Lebih fokus lagu memperbaiki kekurangan yang ada,” demikian Ganis ditemui di Mandagi, Sabtu (29/7) siang.
Dikatakan, bagaimana performance yang baik paling disiapkannya. Karena menurutnya dalam pidato bahasa Ingris, selain konten juga harus dimiliki gesture, mimik, intonasi dan pelafalan yang baik. Terlebih, ia memiliki kualitas vokal yang kecil untuk ukuran seorang speaker.
Meski mengaku cukup pede di depan audien, Ganis mengakui masih memiliki nervous. Karena itu, lanjutnya, ia harus bisa pandai-pandai manajemen dan menahan diri supaya tidak nervous, karena suara bisa semakin melemah. Saat Aksioma Jatim lalu, ia dinilai terbaik karena paling tenang, dan bisa menyampaikan isi pidato sampai tuntas.
“Kuncinya pidato adalah pada kemampuan bicara dan bisa mnyampaikan transfer ke audiens. Jadi, tidak boleh nervous karena suara bisa melemah,” kata putri pasangan (alm) Bambang Setyawan dan Hanum Yuliawati ini.
Sembari harus tetap latihan perform speaking English, Ganis mengaku harus sering melakukan reading dn writing. Terlebih, materi bahasa Inggris dan vocabulary diakuinya belum banyak dikuasai. Ia pun harus menyempatkan waktu membaca-baca BBC dan novel berbahasa Inggris.
“Aplikasi BBC juga audio book sengaja saya install di android. Jika senggang, saya bisa melihat cara penyampaian informasi dan seberapa saya bisa memahami sebuah pidato dari gaya bicara native speaker,” kata Ganis.
Menariknya, lulusan MTsN 1 Sepanjang Kabupaten Malang ini memiliki cara tersendiri dengan personal dictionary miliknya. Jika menemukan kata-kata baru, segera ditulisnya di buku kecil yang dibawa kemana-mana sehingga bisa dibaca sewaktu-waktu.
Sementara itu, Khofiyatus Saadah, MPd selaku guru pembina bahasa Inggris MAN Gondanglegi mengungkapkan, selain terus mendapatkan bimbingan, motivasi dari anak didiknya sendiri adalah yang paling penting dalam menentukan keberhasilan. Ia pun menilai kemampuan Ganis terbaik dibanding hampir tujuh tahun terakhir yang sudah dibinanya. [rul]