Uji kompetensi guru (UKG) yang digelar secara nasional tinggal sepekan lagi. Para guru di daerah pun semakin intens belajar dan latihan kisi-kisi soal UKG yang juga sudah didapatkan. Akan tetapi, karena faktor usia, sejumlah guru merasa kesulitan memahami soal-soal definitif teori pembelajaran.
Kekhawatiran ini seperti dialami guru SDN Kedung Pedaringan 02, Kepanjen. Meski mengaku siap dan sudah latihan mengerjakan soal UKG sesuai kisi-kisi, ia mengaku was-was tidak bisa menjawab dengan benar soal-soal kemampuan pedagogik yang sifatnya definitif. Ini menurutnya terutama terdapat pada teori-teori dan metode-metode pembelajaran.
“Saya sudah latihan dua kali. Terakhir, skor akhir mendapatkan nilai 58. Tetapi, masih tetap khawatir dan kesulitan tentang soal-soal yang menyebutkan ini teori pembelajaran apa dan siapa,” terang Yuli Isnaini, ditemui menjelang jam sekolah kemarin.
Kesulitan ini, kata Isnaini, lebih disebabkan karena faktor penurunan daya ingat seiring bertambahnya usia. Selain soal definisi teori pembelajaran, menurutnya soal yang sulit karena harus dihafalkan adalah soal pengetahuan umum tentang kebijakan pemerintah.
Perempuan yang juga kepala SDN setempat ini menambahkan, soal tentang pengetahuan materi pelajaran juga perlu banyak dipelajari. Ini karena, berdasarkan kisi-kisi soal UKG, soal pengetahuan materi pelajaran tidak dibedakan antara kelas bawah (kelas 1-3) dan kelas atas (kelas 4-6).
Isnaini mencontohkan,, materi pelajaran yang dipertanyakan belum pernah didapatkannya saat masih kuliah dulu. Isnaini yang lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), pada saat kuliah tidak mendapatkan pelajaran IPA dan IPS seperti yang dimunculkan dalam kisi-kisi soal UKG untuk kelas atas. Apalagi, tambahnya, kedua materi ini juga sudah banyak mengalami perkembangan dibanding yang dipelajarinya dulu.
“Rata-rata guru kami yang mengajar kelas bawah (1-3) kesulitan terkait kisi-kisi soal pengetahuan umum,” kata perempun berjilbab ini. Saat UKG tahun 2013 dulu, Yuli Isnaini sendiri mengaku mampu meraih skor akhir 68. (min)