Seiring pesatnya inovasi kecanggihan teknologi komunikasi, manusia telah mengalami pergeseran dalam cara dan peradaban kehidupan, khususnya dalam bersosialisasi dan berkomunikasi satu sama lain. Awal-awalny mewabahnya alat komunikasi seluler, kita berubah menjadi ‘thumb generation’ (generasi ibu jari). Sehari-hari, kita seperti tidak pernah lepas dari alat komunikasi hape, dengan asyik berkirim-balas sms atau pesan singkat. Dengan hape di tangan, jemari dan ibu jari kita seperti tidak pernah berhenti menekan tuts keypad hape kita.
Inovasi dan kecanggihan teknologi internet terus yang tumbuh dan pesat juga ditangkap provider dan produsen komunikasi seluler dengan berlomba-lomba menawarkan kecanggihan smartphone dengan berbagai varian spesifikasi keunggulan masing-masing. Kecanggihan smartphone alias ponsel cerdas ini pun mengubah dan mengarahkan manusia menjadi penikmat teknologi digital. Kini, paling mutakhir, kita pun cukup ‘pasif’ menjadi screenager, penikmat digital yang cukup memelototi layar smartphone.
Setidaknya, tren ini lah yang ditangkap perusahaan layanan solusi digital, Accenture. Seperti dilansir liputan6.com, Accenture mengungkap tren konsumen global melalui hasil risetnya yang bertajuk Digital Consumer Survey 2015. Dengan keahlian yang mumpuni di bidang digital, Accenture melakukan survei ini di 24 negara, termasuk Indonesia, dengan 1.000 responden per negara.
Hasil survei menggarisbawahi bahwa konsumen kini semakin cerdas dalam memilih produk dan layanan digital sesuai kebutuhannya yang semakin kompleks. Ini merupakan kesempatan berharga bagi pelaku dunia usaha untuk memanfaatkan momentum dan menciptakan produk dan layanan yang baru dan unik untuk memenangkan persaingan.
Survei online tersebut secara garis besar menyampaikan lima tren konsumen terkait layanan digital sepanjang 2015. Tren pertama, perkembangan teknologi digital yang terjadi saat ini telah memicu penduduk seluruh dunia tanpa mengenal usia untuk saling terhubung satu sama lain. Perkembangan ini telah mendorong munculnya generasi baru yang diberi nama ‘screenager’ yaitu kelompok masyarakat yang memiliki beragam perangkat digital dan tidak pernah puas terhadap layanan digital tertentu.
Mohammed Sirajuddeen, Managing Director in Digital, Accenture ASEAN for Products, melalui keterangan resminya, Rabu (16/12/2015), mengatakan pertumbuhan pengguna digital ini kian menarik para investor untuk melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia. Siraj menambahkan, perkembangan ini juga dialami oleh Indonesia dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet dan layanan digital dibarengi dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang merupakan segmen konsumen teknologi digital.
Menurutnya, tren demografis menunjukkan, saat ini ada 74 juta masyarakat kelas menengah di Indonesia dan jumlah ini akan semakin meningkat di tahun 2020. Survei Accenture menunjukkan bahwa 93% konsumen digital memiliki telepon genggam, di mana 77% diantaranya sudah menggunakan ponsel pintar.
Tren kedua adalah konsumen menginginkan pengalaman digital yang lebih baik, ketiga konsumen sangat berhati-hati dalam membagikan data pribadi mereka ke pihak lain, dan keempat adalah perusahaan perlu mengembangkan dan menyederhanakan produk digital mereka untuk mendapatkan kesetiaan konsumen karena nama besar sebuah brand saja tidak cukup.
Pewarta: Choirul Ameen