Tak jarang terjadi, seorang ibu tampak panik melihat anak bungsunya menangis seperti sedang histeris, terutama ketika meminta sesuatu. Kalau tidak dituruti, tangisnya belum berhenti. Belum lagi kalau kami ke mall, kalau anak saya menangis itu sampai memukul-mukul. Bahkan pernah ndelosor di lantai.
Reaksi si kecil yang menangis histeris, memukul-mukul, bahkan sampe ndelosor di lantai ketika menginginkan sesuatu bisa dikatakan sebagai “tantrum”. Pada anak usia prasekolah, itu adalah hal yang wajar karena pada fase ini anak baru belajar bagaimana merespon kekecewaan. Tantrum salah satunya terjadi karena anak kecewa tidak berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.
Umumnya, orang tua akan meluluskan keinginan anak supaya anak berhenti menangis sambil berteriak-teriak. Padahal ini juga yang memupuk tantrum pada anak dan akhirnya menjadi senjata anak ketika inginkan sesuatu.
Nah Bunda, cobalah cara-cara berikut untuk meredam emosi anak yang tengah mengalami tantrum:
1. Jika anak menginginkan sesuatu, timbang kembali sesuai kebutuhan anak. Apabila memang tidak perlu, Bunda tegas berkata tidak, tetapi tetap dengan nada yang tenang dan tidak marah.
2. Peluklah si kecil hingga ia tenang. Biasanya, anak sudah mulai lelah 15-20 menit. Nah, ketika ia tenang, ajaklah berkomunikasi.
3. Bawa si kecil menjauh dari keramaian dan berikanlah pengertian, apa yang membuat Ibu menolak permintaanya. Pada tahap ini anak mungkin tetap teguh dengan keinginannya Ibu juga jangan menyerah ya, tetap konsisten dengan keputusan.
4. Alihkan perhatiannya dengan bercerita tentang hal yang lain, atau cerita lainnya.
Yang penting, ketika anak tantrum, orangtua sebaiknya tidak balik marah atau malah menjanjikannya macam-macam. Ajak juga anggota keluarga yang lain untuk berlaku sama (tidak terlalu memanjakan si kecil). Kuncinya, tetap tenang plus tidak perlu risih dengan tetangga atau lingkungan sekitar karena bagaimanapun itu adalah fase alami untuk setiap anak. (*)
Sumber: gudeg.net