Inspirasicendekia.com, MALANG – Pemerintah Kabupaten Malang terus merangsang pertumbuhan inovasi lokal masyarakat desa. Melalui kegiatan Bursa Inovasi Desa, pemkab memberi ruang bagi desa untuk lebih berdaya dan mengembangkan potensi yang ada.
Acara Bursa Inovasi Desa 2018 ini digelar di Dome UMM selama sehari, Senin (15/10), dan dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Malang. Diikuti tim dari 378 desa/kelurahan se Kabupaten Malang, termasuk Pendimping Desa, acara ini bakal menjadi ajang pertukaran pengalaman sekaligus pengenalan inovasi lokal masing-masing desa.
Asisten I Setda Kabupaten Malang Abdul Qodir menegaskan, kegiatan Bursa Inovasi Desa ini bisa saling dimanfaatkan peserta sebagai uji tiru atau replikasi untuk kemudian diterapkan di desa lain yang belum ada.
“Berbagai inovasi desa ini bisa direplikasi dan sebagai bahan evaluasi tahun 2019 atas inovasi yg telah dilaksanakan tahun ini oleh desa,” kata Abdul Qodir, Senin (15/10) siang.
Sebelumnya, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Malang Suwaji menegaskan, selama ini sejumlah desa telah memiliki inovasi melalui berbagai program yang bisa diunggulkan. Diantaranya, program Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).
Beberapa waktu sebelumnya, Tim Provinsi Jawa Timur melakukan visitasi pengelolaan beberapa BUMDes. Diantaranya, BUMDesa Boonpring Sanankerto Turen serta BUMDesa di Pujon Kidul dan Ngroto.
“Dari 378 desa se Kabupaten Malang, keberadaan BUMDes jumlahnya masih sekitar tersebar di 113 yang eksis. Dalam artian, sudah terbentuk dan memiliki tata kelola yang bagus, bahkan beberapa sudah mengalami perkembangan usaha yang pesat,” ungkap Suwaji.
Selain keberadaan BUMDes mandiri, menurut Suwaji juga tengah dikembangkan BUMDes Bersama, yang tersebar di 27 kecamatan. Dikatakan, BUMDes ini menggabungkan kelompok usaha eks program PNPM yang telah memiliki aset publik.
“BUMDes Bersama juga terbentuk atas inisiatif desa-desa yang sedang mengembangkan Program Kawasan Pedesaan,” imbu mantan kepala Humas Pemkab ini.
Contoh BUMDes bersama kawasan, kata Suwaji, seperti yang ada di wilayah kecamatan Poncokusumo, sebagai penyangga agropolitan, dan empat desa di Ngantang, sebagai penyangga kawasan Bendungan Selorejo. [rul]