Asyiknya Belajar dan Bertukar Budaya dalam UM iCamp 2017

Inspirasicendekia.com, SUASANA sejuk dan asri Kampung Wisata Tani, Kelurahan Temas, Kota Batu, sepertinya memberi kesan penuh makna puluhan mahasiswa ‘bule’ peserta UM iCamp 2017. Di Kampung Wisata ini, mereka mendapatkan pengalaman baru dengan sejumlah kegiatan yang diikuti hari ini, Senin (14/8).

Ya, Kampung Wisata Tani Temas menjadi campsite kegiatan mahasiswa peserta UM iCamp 2017. Kegiatan yang dilakukan di campsite ini diantaranya belajar melakukan proses membatik dan workshop tari. Kegiatan ini sendiri adalah hari keempat rangkaian UM iCamp 2017.

Dalam membatik, peserta belajar proses ngelorot batik dan membuat batik jumput sebagai lanjutan kegiatan hari kedua. Dalam proses ngelorot batik yang dipandu Ike Ratnawati, MPd, peserta bergantian mencuci dan merebus batik yang sudah dilukis. Setelah semua proses selesai, peserta memamerkan hasil batik buatannya kepada sesama peserta.

Muy Thoerun, peserta asal Kamboja mengungkapkan kepuasannya dengan batik buatannya karena berhasil menggambar objek dengan warna yang diinginkan. Ia berhasil membuat batik dalam bahasa Khmer.

Untuk mendapatkan motif yang lain peserta juga dapat mamasukkan kelereng dalam ikatan tersebut. Beberapa menit kemudian, kain dapat dicuci dan dikeringkan. Selesai proses membuat batik ini, para peserta berfoto bersama dengan memamerkan hasil karyanya.

Sementara itu, workshop tari dibimbing langsung dosen seni tari Tri Wahyuningtyas. Ia dibantu mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM) UM. Peserta pun dibagi menjadi 5 kelompok yakni; kelompok tarian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Papua.

Walaupun tarian ini asing bagi peserta, tetapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk belajar tarian khas Indonesia. Mereka berusaha untuk mengikuti setiap gerakan yang diajarkan oleh instruktur.

“Saya suka menarikan tarian Papua, karena gerakannya cepat dan lincah. Di negara saya, Filipina, tariannya slow motion,” ungkap Kurt, salah satu peserta UM iCamp ini.

Begitu juga Moet, peserta dari Kamboja ini mengungkapkan bahwa dia suka dengan tarian dari Kalimantan karena gerakannya yang juga cepat dan juga lincah.

Dengan workshop tari ini diharapkan para peserta semakin tertarik untuk mempelajari budaya-budaya Indonesia, dan  mempromosikannya di negara asalnya. [rul]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *