www.inspirasicendekia.com, MALANG – Kampus diakui efektif dimasuki untuk persebaran ideologi gerakan pemikiran. Mahasiswa perlu dibentengi dengan pemahaman berimbang agar tidak memiliki keyakinan menyimpang.
Rektor Unira Malang Hasan Abadi MAP menyatakan, kampus memang menjadi sasaran empuk masuknya ideologi seperti gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ini karena, dalam kampus bisa terlahir elit (intelektual) yang kelak bisa memengaruhi kehidupan masyarakat.
“Kampus bisa menjadi wadah pengkaderan bagi HTI. Jika bisa menguasai kampus, bagi mereka kedepannya akan mudah memengaruhi masyarakat, dan dalam jangka panjang akan menjadi jejaring luar biasa,” kata Hasan Abadi, usai menjadi keynote speaker Seminar Bahaya Laten HTI di Indonesia di Rhado Syariah Malang, Rabu (31/10) siang.
Meski menjadi kalangan intelektual, menurut Hasan, mahasiswa di kampus tetap harus dibentengi. Terlebih, apa yang diterima bisa jadi tidak berimbang dan sengaja diberikan sebagai dogma melalui berbagai forum kajian.
“Karena itu, pihak kampus harus bisa membuat regulasi penyeimbang agar bisa memberikan informasi pemahaman yang berimbang. Mahasiswa jangan dibiarkan mencari-cari sendiri dan mudah menerima sebagai kepercayaan,” tegasnya.
Meski demikian, lanjut Hasan, kampus tidak bisa serta merta melarang masuknya sebuah ideologi. Problemnya, dalam pemikiran tidak bisa diawasi, namun hanya bisa diimbangi dengan banyak (pilihan) pemikiran lain yang berbeda melalui dialog dan diskusi.
“Unira harus steril dari pemahaman yang tidak tepat. Orang (aktivis) tetap kita rangkul karena sama-sama orang Indonesia dan Islam. Pemahaman ideologi HTI-nya yang tidak diperkenankan,” demikian Hasan Abadi. [min]