MALANG – Kepala SMAN 1 Turen, Eny Retno Diwati menegaskan, tidak mempersoalkan tuntutan mutasi siswa, jika memang ia terbukti melakukan kesalahan.
“Ya, nggak masalah (dimutasi), kalau memang Saya melakukan kesalahan. Tetapi, harus ada bukti ya, bisa dipertanggungjawabkan. Saya ditugaskan dimana saja no problem (nggak masalah). Yang penting, Saya memegang teguh kedisiplinan dalam kepemimpinan,” kata Eny Retno, usai mediasi dengan perwakilan siswa, Senin (17/10/2022) sore.
Sebelumnya, kasek SMAN 1 Turen ini didemo semua siswanya, karena dianggap terlalu arogan dalam kepemimpinannya. Aksi demo siswa ini berlangsung hingga beberapa jam, dan tidak ada kegiatan pembelajaran. Ruang kantor kesek dipenuhi poster kekecewaan dan aspirasi siswa.
Dikonfirmasi soal penyebab kekecewaan para siswanya, Eny menyatakan, tidak bisa serta merta membenarkannya.
“Belum tentu benar. Karena (semua) belum tentu didukung dengan data dan fakta yang benar,” tegasnya.
Meski tampak pasrah, kasek yang kini merangkap Plt Kepala SMAN 1 Bululawang ini, mengaku merasa kaget dengan aksi protes ratusan siswanya.
Terlebih, menurutnya selama ini kepemimpinannya di sekolah dan di depan anak didiknya baik-baik saja, serta banyak prestasi yang sudah dihasilkannya.
Sebaliknya, ia bahkan merasa kurang yakin dengan tindakan yang dilakukan anak didiknya.
“Kalau ini tadi rupanya kalau murni (inisiatif) dari anak-anak kok sampai segitunya. Saya rupanya masih nggak percaya seratus persen,” urainya.
Untuk memastikannya, ia menyatakan membutuhkan waktu melakukan kajian dan evaluasi, untuk mencari benang merah permasalahan sebenarnya.
Soal kebijakan memberi hukuman siswa yang dianggap berlebihan, Eny Retno mengaku punya alasan tersendiri.
“Kalau di sekolah tidak punya (disiplin) tata tertib, apakah bisa kondusif, bisa menghasilkan alumni dengan karakter yang baik, tidak hanya cerdas,” jelasnya.
Usai aksi protes siswa saat apel pagi, sempat dilakukan mediasi dan pengarahan kepada perwakilan siswa. Dalam mediasi ini, ada Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Anny Saulina. Juga, diikuti Kapolsek Turen dan Danramil Turen.
Akan tetapi, saat meninggalkan ruangan usai mediasi, terdengar riuh teriakan dari hampir semua penjuru kelas. Mereka lalu merangsek kembali menuju lapangan upacara.
Beberapa saat mereka kompak meneriakkan yel-yel, tuntutan ganti kepala sekolah. Tampak juga poster bertuliskan ‘Kami Minta Mutasi, Bukan Mediasi.’
Kacabdin Pendidikan, Anny Saulina, mencoba menenangkan puluhan pelajar di tengah lapangan ini. Ia berjanji akan memproses lebih lanjut apa yang menjadi aspirasi para siswa.
“Harus dilihat dulu dengan fakta dan data akurat. Bu Enny (kasek SMAN 1 Turen), siap ditempatkan dimana saja. Tunggu, beri waktu. Jangan anarkis, kalian siswa-siswi harus beretika. Yang berhak mengganti adalah Gubernur, tetapi masukannya dari kami,” jelas Anny, dengan pengeras suara sembari terus menenangkan siswa.
Aksi aspirasi pelajar SMAN 1 Turen ini baru bisa diredam, dan berakhir sekitar pukul 15.00 WIB. [Choirul Amien]