MALANG – Keberadaan Tapak Suci (TS) sangat penting di tengah tantangan bangsa dan negara. Sebagai organisasi budaya, Tapak Suci bisa berperan penting sebagai pemersatu bangsa dan menjaga ideologi Pancasila.
Tantangan dan harapan ini menjadi topik penting saat Sarasehan Pendekar Tapak Suci Jawa Timur dengan tema, “Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Melestarikan Pencak Silat sebagai Kebudayaan Indonesia,” di Rayz UMM Hotel, Minggu (7/11/2021).
Penguatan ideologi Pancasila dan pelestarian pencak silat sebagai budaya bangsa di era disrupsi ini, diinisiasi Pimpinan Wilayah II Jawa Timur Perguruan Seni Budaya Beladiri Putera Muhammadiyah.
Sarasehan yang diikuti pendekar, kader dan siswa Tapak Suci se Jatim tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI dalam mewujudkan Gerakan Revolusi Mental.
Dalam paparannya, sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur, Tahmid Masyhudi, mendorong Tapak Suci bisa menjadi pelopor dalam merangkul kelompok seni bela diri lain, untuk menjadi kekuatan budaya sebagai pemersatu Indonesia dan menguatkan ideologi Pancasila.
Apalagi, menurutnya Tapak Suci sudah memiliki modal bisa diterima seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari berbagai golongan, bahkan masyarakat mancanegara.
Adapun Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nazaruddin Malik, yang hadir melalui zoom berpesan, di tengah persoalan bangsa yang semakin kompleks, Tapak Suci dapat di-reupdate untuk menjadi gerakan baru dengan membangun kepemimpinan profetik.
“Dengan upaya tersebut, agar andil bagi bangsa ini untuk bisa keluar dari kesenjangan sosial ekonomi. Juga membentengi dari ancaman ideologi Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah,” kata Nazaruddin.
Senada, Koordinator Tim Kerja, Faozan Amar, mengajak agar Tapak Suci sebagai Putera Muhammadiyah menjadi ujung tombak dalam pembinaan Ideologi Pancasila.
“Karena Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, jiwa dan kepribadian bangsa, serta pemersatu bangsa,” tandasnya. [FS/Rul]