Inspirasicendekia.com, MALANG – Keberadaan Teaching factory (Tefa) penting untuk mengurangi kesenjangan kompetensi keahlian kejuruan dan dunia industri. Prototype media pembelajaran berbasis komputer dirancang Tefa SMK Muhammadiyah 7 (SMK Mutu) Gondanglegi.
Produk Teaching Factory SMK Mutu dinamakan Computerized Antilocked Break System (ABS) Simulator. Prototype produk Media pembelajaran digital ini tengah diproduksi untuk memperkuat kompetensi bidang keahlian otomotif.
“Sementara dikembangkan tiga unit prototype produk. Media pembelajaran berbasis komputer ini satu-satunya dikembangkan teaching factory SMK di Indonesia,” ungkap Catur Sunariadi, Direktur Tefa SMK Mutu Gondanglegi, Kamis (17/1) siang.
Menurutnya, media pembelajaran Computerized ABS Simulator ini dirancang harus benar-benar interaktif. Terlebih, kerja mesin otomatif kini berteknologi canggih dan masalah (trouble) sulit diketahui dikenali dengan mudah.
“Dengan berbasis komputer, kerja mesin bisa divisualkan melalui layar monitor. Berbagai pemecahan masalah (trouble shooting) juga bisa disimulasikan.
Prototype media berbasis komputer ini, lanjut Catur, juga menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 mendatang. Sementara, simulator sengaja dirancang sekaligus menjadi implementasi high order thinking skill (HOTS) dalam pembelajaran kejuruan.
Ditambahkan, teknologi bidang otomotif yang ada pada mobil sebisa mungkin akan dikembangkan media pembelajarannya berbasis komputer. Diantaranya, electric power steering, mobile injection, diesel common rail, dan transmisi otomatis.
Pada setiap media, kata Catur, dilengkapi program dan aplikasi khusus, seperti visualisasi gambar dan kerja mesin atau lainnya.
“Disain produk media dilengkapi alat scan tool untuk simulasi mengatasi kerusakan (trouble shooting). Melalui electric control unit (ECU), bisa dimanfaatkan untuk mengontrol dan output kerja yang harus dilakukan,” imbuh pria yang juga waka kesiswaan ini.
Media pembelajaran digital ini, imbuhnya, menjadikan guru tidak lagi kesulitan menjelaskan cara kerja mesin, dan dengan visualisasi siswa tidak lagi cuma membayangkannya. [amn]