Inspirasicendekia.com, MALANG – Output lulusan siswa sekolah kejuruan (SMK) diharapkan memiliki keunggulan lebih. Integrasi model pembelajaran berbasis STEM (scientific, technology, engineering, and mathematics) kini diterapkan pada pelajaran.
“Model pembelajaran STEM ini melengkapi Kurikulum 2013 yang sudah ada. Diterapkannya pembelajaran ini agar siswa memiliki kemampuan analisis, sehingga punya daya saing lebih nantinya,” ungkap Budi Martono, Widyaiswara P4TK/VEDC Malang Bidang Otomotif dan Elektronika, di sela diklat Pembelajaran STEM di SMK Muhammadiyah 7 (SMK Mutu) Kabupaten Malang, Selasa (18/9).
SMK Mutu memang menjadi Pusat Belajar yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMK Kemdikbud RI dan kerap menjadi pusat pelatihan bagi para guru dengan fasilitasi P4TK/VEDC Malang. Pusat Belajar ini karena SMK Mutu ditetapkan sebagai Sekolah Rujukan dan SMK Revitalisasi Kemdikbud.
Diklat ini sejatinya diikuti 75 peserta guru normatif adaptif SMK se Kabupaten Malang. Selain dua narasumber dari VEDC Malang, satu instruktur Kurikulum 2013, dari SMK Mutu, Dwi Arisma, juga menjadi fasilitator diklat Pembelajaran STEM ini.
Lalu, apa kelebihan pembelajaran STEM ini? Menurut Budi, pembelajaran ini mengintegrasikan empat inti pelajaran menjadi satuan unit materi dan kompetensi.
“Pembelajaran STEM mencakup kompetensi kritis dan analisis serta berpikir lebih tinggi atau HOTS (high order thingking) level,” imbuhnya.
Selama lima hari ke depan, kata Budi, peserta banyak disibukkan dengan kerja membuat rancangan pembelajaran dan butir-butir soal HOTS.
“Jam pelajaran diklat ini 80 persen harus praktik. Seperti menyusun RPP, praktik pembelajaran dan laporan on job learning,” pungkas Budi Martono. [rul]